7 Fakta Unik Candi Borobudur yang Jarang Diketahui
Eastjourneymagz.com–Candi Borobudur adalah salah satu warisan budaya dunia yang menjadi kebanggaan Indonesia. Terletak di Magelang, Jawa Tengah, candi Buddha terbesar di dunia ini tidak hanya menarik perhatian wisatawan domestik dan mancanegara, tetapi juga para peneliti dan sejarawan.
Dibangun pada abad ke-8 oleh Dinasti Syailendra, Borobudur menjadi saksi bisu kejayaan peradaban masa lalu yang penuh dengan nilai-nilai spiritual dan artistik.
Meskipun banyak orang telah mengunjungi dan mempelajari Candi Borobudur, terdapat sejumlah fakta unik yang jarang diketahui tentang situs bersejarah ini.
Borobudur bukan hanya sebuah bangunan megah yang dihiasi dengan ribuan relief dan patung Buddha, tetapi juga merupakan sebuah buku sejarah yang terpahat dalam batu.
Setiap relief dan stupa di Borobudur mengandung cerita dan simbolisme yang mendalam, mencerminkan ajaran Buddha dan kehidupan masyarakat pada masa itu.
Pemahaman yang mendalam tentang candi ini tidak hanya memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah dan budaya, tetapi juga memberikan apresiasi lebih terhadap keajaiban arsitektur dan teknik konstruksi yang digunakan oleh nenek moyang kita.
Berbagai penelitian dan eksplorasi terus dilakukan untuk mengungkap lebih banyak rahasia yang tersembunyi di balik keindahan Candi Borobudur.
Dalam artikel ini, kita akan membahas tujuh fakta unik tentang Candi Borobudur yang mungkin jarang diketahui oleh banyak orang.
Fakta-fakta ini akan memberikan wawasan baru dan menarik tentang salah satu situs paling ikonik di Indonesia, yang telah menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan sejarah selama berabad-abad.
1. Struktur Unik Berbentuk Mandala
Candi Borobudur dibangun dengan struktur berbentuk mandala yang mencerminkan kosmologi Buddha.
Mandala adalah representasi simbolis alam semesta dalam ajaran Buddha, yang digunakan sebagai alat meditasi untuk mencapai pencerahan.
Struktur Borobudur yang terdiri dari tiga bagian utama – Kamadhatu (dunia hasrat), Rupadhatu (dunia bentuk), dan Arupadhatu (dunia tanpa bentuk) – mencerminkan perjalanan spiritual menuju nirwana.
Setiap tingkatan Borobudur memiliki makna simbolis dan mencerminkan tahap-tahap dalam kehidupan manusia.
Kamadhatu menggambarkan kehidupan duniawi yang penuh dengan nafsu dan hasrat. Rupadhatu mewakili transisi dari kehidupan duniawi menuju kehidupan spiritual yang lebih tinggi.
Arupadhatu adalah tingkat tertinggi yang melambangkan pencapaian pencerahan dan kebebasan dari siklus kelahiran kembali.
2. Relief Terpanjang di Dunia
Candi Borobudur memiliki relief yang panjangnya mencapai 2.500 meter, menjadikannya salah satu relief terpanjang di dunia.
Relief ini menceritakan berbagai aspek kehidupan Buddha, mulai dari kelahirannya, perjalanan hidupnya, hingga pencapaian pencerahan.
Selain itu, relief juga menggambarkan kehidupan sehari-hari masyarakat Jawa kuno, memberikan wawasan tentang budaya dan tradisi mereka.
Relief-relief ini diukir dengan sangat detail dan presisi, menunjukkan keahlian seni yang luar biasa dari para pengrajin pada masa itu.
Setiap panel relief memiliki cerita tersendiri dan menjadi bagian dari narasi yang lebih besar.
Melalui relief-relief ini, pengunjung dapat belajar banyak tentang ajaran Buddha serta kehidupan sosial dan budaya masyarakat pada zaman Borobudur dibangun.
3. Candi Borobudur Pernah Tertimbun Abu Vulkanik
Pada suatu masa, Candi Borobudur pernah terlupakan dan tertimbun abu vulkanik selama berabad-abad.
Letusan Gunung Merapi pada abad ke-10 menyebabkan candi ini terkubur dan tertutupi oleh lapisan abu dan tanah, membuatnya terlupakan oleh masyarakat sekitar.
Baru pada abad ke-19, candi ini ditemukan kembali oleh ekspedisi yang dipimpin oleh Sir Thomas Stamford Raffles.
Penemuan kembali Borobudur memicu upaya restorasi besar-besaran yang melibatkan banyak ahli dan arkeolog dari berbagai negara.
Proses restorasi ini tidak hanya mengembalikan keindahan asli candi, tetapi juga menyelamatkan salah satu warisan budaya paling berharga di dunia.
Kini, Borobudur telah menjadi tujuan wisata dan penelitian yang penting, serta diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.
4. Teknik Konstruksi Tanpa Perekat
Salah satu keajaiban arsitektur Candi Borobudur adalah teknik konstruksinya yang menggunakan sistem interlocking tanpa perekat.
Batu-batu vulkanik yang digunakan untuk membangun candi ini dipotong dengan presisi tinggi sehingga dapat saling mengunci satu sama lain tanpa menggunakan semen atau perekat lainnya.
Teknik ini menunjukkan keahlian dan kecerdasan para arsitek dan pengrajin pada masa itu.
Sistem interlocking ini tidak hanya membuat struktur candi sangat kokoh, tetapi juga memungkinkan candi bertahan selama berabad-abad meskipun mengalami berbagai bencana alam.
Keunikan teknik konstruksi ini terus menjadi objek studi dan kekaguman para arsitek dan insinyur modern, yang berusaha memahami dan mengaplikasikan teknologi kuno ini dalam konstruksi masa kini.
5. Tidak Ada Ruangan di Dalam Candi
Berbeda dengan kebanyakan candi di dunia yang memiliki ruang-ruang di dalamnya, Borobudur tidak memiliki ruang internal.
Candi ini terdiri dari teras-teras terbuka yang dihiasi dengan stupa dan relief.
Setiap tingkat candi merupakan area terbuka yang memungkinkan pengunjung untuk berjalan mengelilingi candi sambil menikmati keindahan relief dan panorama sekitar.
Desain ini menunjukkan bahwa Borobudur lebih difungsikan sebagai tempat ziarah dan meditasi daripada sebagai bangunan pemujaan.
Para peziarah diharapkan untuk melakukan perjalanan spiritual dengan berjalan mengelilingi candi dari tingkat terbawah hingga mencapai puncak, yang melambangkan perjalanan menuju pencerahan.
Pengalaman ini memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang ajaran Buddha dan proses pencapaian nirwana.
6. Mempunyai 72 Stupa Berlubang
Candi Borobudur memiliki total 72 stupa berlubang yang tersebar di tiga tingkat teratas candi.
Setiap stupa berisi patung Buddha yang sedang duduk dalam posisi teratai dengan tangan membentuk mudra (sikap tangan) tertentu.
Stupa-stupa ini dirancang dengan lubang-lubang yang memungkinkan patung Buddha di dalamnya terlihat dari luar, menciptakan efek visual yang menakjubkan.
Stupa berlubang ini tidak hanya berfungsi sebagai elemen dekoratif, tetapi juga memiliki makna spiritual yang mendalam.
Lubang-lubang pada stupa melambangkan keterbukaan terhadap ajaran Buddha dan penerimaan terhadap pencerahan.
Stupa-stupa ini menjadi simbol kesucian dan kesempurnaan, menggambarkan perjalanan spiritual yang telah mencapai puncaknya.
7. Terdapat 504 Patung Buddha
Candi Borobudur dihiasi dengan 504 patung Buddha yang tersebar di seluruh kompleks candi.
Patung-patung ini menggambarkan Buddha dalam berbagai sikap dan posisi, masing-masing dengan makna simbolis yang berbeda.
Patung-patung ini tidak hanya memperkaya keindahan visual candi, tetapi juga menyampaikan pesan-pesan spiritual yang mendalam.
Setiap patung Buddha di Borobudur memiliki ciri khas tersendiri, mulai dari postur tubuh hingga ekspresi wajah.
Para pengunjung dapat mempelajari berbagai aspek ajaran Buddha melalui pengamatan patung-patung ini.
Jumlah patung yang banyak dan keindahan artistiknya menunjukkan dedikasi dan keahlian luar biasa dari para seniman dan pengrajin yang membangun candi ini.
Candi Borobudur adalah monumen luar biasa yang menyimpan banyak cerita dan misteri.
Dengan memahami fakta-fakta unik ini, kita dapat lebih menghargai keindahan dan nilai sejarah dari salah satu warisan budaya terbesar Indonesia.