Lima Buku yang Membahas Sejarah, Budaya hingga Cerita Rakyat Manggarai

Tarian Caci/Foto Spesial
 
 
Eastjourneymagz.comManggarai merupakan wilayah bagian Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang mencakup tiga kabupaten yakni Kabupaten Manggarai dan dua wilayah pemekarannya Manggarai Barat dan Manggarai Timur (Selanjutnya Ketiganya Manggarai).
Penulis selalu menduga orang luar Manggarai akan lansung tertuju ke Komodo dan Mbaru Niang (Wae Rebo) dan terakhir Lodok (Sistem pertanian berbentuk jaring laba-laba) jika menyebut nama Manggarai.

Bisa diterima jika Manggarai dilihat sekilas seperti itu karena Manggarai sedang gencar-gencar mengelola pariwisata. Daerah ini seringkali menjadi daftar tujuan wisata bagi para pelancong dari berbagai penjuru dunia.

Dalam Lima Buku yang ditawarkan berikut ini tidak hanya memperkenalkan Manggarai dipermukaan tapi lebih dalam mengenai banyak hal tentang Manggarai baik dari budaya, tradisi, suku, kehidupan sosial hingga sejarah.

Dengan demikian buku-buku ini tidak akan memahami Manggarai dari lensa Wae Rebo, Komodo dan Lodok. Tetapi berenang lebih dalam untuk memahami betapa rumitnya Manusia dan bumi Manggarai.

Buku-buku ini menggugat kita untuk benar-benar memahami tanah, air, udara dan tradisi (dalam konteks Manggarai). Ulasan di dalamnya menjadi bahan refleksi sejauh mana dan telah dibawa kemana Manggarai selama ini.

Buku-buku ini sangat menarik untuk dibaca terutama bagi mereka yang ingin mengenal lebih jauh Manggarai dalam berbagai aspek. Berikut beberapa buku yang dihimpun Eastjourney.com.


1.Potent Landscapes

Buku ini terkenal di dunia barat terutama mahasiswa yang tertarik dengan Asia Tenggara khususnya yang mengambil jurusan Antropologi. Penulisnya Catherine Alerton yang menghabiskan waktu 2 tahun di Manggarai. Buku ini dalah hasil penyelidikan etnografis tentang kekuatan bentang alam dan implikasi dari kekuatan itu untuk kebutuhan, perilaku, dan emosi manusia. Saya menilai Alerton dalam buku ini telah masuk ke jantung peradaban Manggarai yang adalah masyarakat agraris dimana tanah adalah kehidupan dan mati mereka. Buku ini diterbitkan oleh University of Hawaii Press (30 April 2013).

2. Etos dan Spirit Orang Manggarai

Buku ini sangat apik membicarakan tiga relasi yang tidak bisa dilepaspisahkan dari manusia Manggarai. Digambarkan konstruksi sosial masyarakat adat Mangarai selalu membicarakan Mori Kraeng Sang Pencipta, Sesama Manusia dan Lingkungan Hidup. Dalam buku ini menyingkap soal Go’ét (poem) yang mengungkapkan nilai-nilai dalam relasi itu yang nampak dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Manggarai. Buku ini ditulis oleh seorang Feminis asal Manggarai Yustina Ndung yang juga adalah akademisi dan aktivis, tinggal di Malang.


3. Budaya Manggarai Selayang Pandang

Buku ini membahas Manggarai dalam beberapa aspek baik sejarah, budaya, kehidupan sosial hingga lingkungan. Di sini akan ditemukan bagaimana sejarah Manggarai, soal kampung, tradisi berkebun, kelahiran, perkawinan hingga kmatian. Suatu hal yang sangat tegas dan gamblang oleh penulis Adi M. Nggoro adalah dimana dalam suatu kondisi penyalahgunaan adat Manggarai baik itu pong (hutan), Compang (tugu leluhur), Boa (kuburan). Ia menemukan bahwa banyak yang tidak menjaga relasi dan justru terjerumus untuk keuntungan pribadi seperti ilmu gaib (mbeko).

4. Manggarai; Mencari Pencerahan Histografi

Penulis Buku ini Damian N Toda yang adalah kritikus dan sastrawan ini membeberkan sejarah Manggarai secarah ilmiah. Buku ini hadir untuk meluruskan puing-puing sejarah Manggarai yang menurutnya seringkali dibelokkan. Bahkan usahanya ini untuk meluputkan dari sejarah yang dibuat oleh kolonialisme dalam hal ini adalah Belanda dimana di daerah lain seringkali banyak manipulasi yang merugikan pribumi. Toda mengulas habis soal Kerjaan Todo dan Cibal yang saat itu adala rival yang sering bertikai yang mewarnai sejarah Manggarai.


5. Cerita Rakyat Manggarai

Kehadiran buku cerita rakyat ini jarang ditulis dan luput dari perhatian masyarakat Manggarai sendiri. Padahal ini adalah kekayaan dan warisan intelektual masyarakat Manggarai. Buku ini diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Nasional pada tahun 2007. Di sini akan ditemukan kisah Lanur dan Timung Tee hingga Wela Runus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Refleksi Hari Buku Nasional; Dongeng yang Membangkitan Gairah Baca Buku
Next post 5 Hal Unik yang Bakal Kamu Temukan di Sumba