Iki palek suku dani

Tradisi Potong Jari Suku Dani Saat Dirundung Duka

Eastjourneymagz.com–Jika ada keluarga yang meninggal, tentu saja rasa duka begitu mendalam akan dialami setiap anggota keluarga.

Ada banyak ekspresi yang diungkapkan saat orang dicintai meninggal dunia. Salah satu yang unik adalah tradisi berkabung Suku Dani.

Mereka memiliki tradisi potong jari, yang dikenal sebagai “iki palek”.

Suku asli yang mendiami wilayah Lembah Baliem di Provinsi Papua Pegunungan, Indonesia ini telah mewariskan tradisi Iki Palek turun temurun.

Duka Mendalam

Sumber DOK. Shutterstock/Ronaldy Irfak(Shutterstock/Ronaldy Irfak)

Iki Palek adalah sebuah praktik budaya yang dilakukan sebagai bentuk ungkapan duka cita yang mendalam atas kehilangan anggota keluarga atau orang terdekat.

Potong jari berarti kesediaan untuk merasakan sakit yang luar biasa. Terutama saat sayatan benda tajam seperti pisau atau parang memutuskan jari dari anggota tubuh.

Jari yang dipotong adalah jari tangan. Iki Palek dilakukan melambangkan rasa sakit dan penderitaan yang dirasakan oleh anggota keluarga yang ditinggalkan.

Jari yang dipotong adalah simbol kehilangan dan duka yang mendalam.

Proses Pemotongan

Pemotongan jari biasanya dilakukan oleh anggota keluarga perempuan.

Bagian ujung jari, biasanya jari kelingking, dipotong menggunakan alat tajam seperti pisau, parang atau kapak.

Ada juga metode lain seperti mengikat jari dengan seutas tali dalam beberapa waktuhingga jaringan yang terikat menjadi mati dan kemudian dipotong.

Terkadang, metode ini dilakukan dengan bantuan anggota keluarga lainnya.

Setelah jari dipotong, luka tersebut dirawat dengan cara tradisional, seperti mengoleskan abu atau ramuan herbal untuk mencegah infeksi dan mempercepat penyembuhan.

tradisi iki palek/ Footo goodnewsfromindonesia.id
tradisi iki palek/ Footo goodnewsfromindonesia.id

Alami Perubahan

Tradisi ini merupakan bagian dari kepercayaan dan adat istiadat suku Dani yang kaya akan simbolisme dan makna.

Ini mencerminkan cara suku Dani dalam menghadapi kehilangan dan berduka.

Saat ini, praktik ini mulai ditinggalkan dan berkurang karena adanya pengaruh modernisasi dan kesadaran akan kesehatan serta hak asasi manusia.

Banyak orang Dani yang sudah tidak melakukan tradisi ini lagi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ilustrasi hutan angker Previous post Misteri Hutan-Hutan Terlarang di Dunia, Ada yang Karena Angker dan Mistis
Next post Bawa Botol Air Kemana-Mana, Ternyata Bikin Sehat dan Senjata Perangi Sampah