5 Kebiasaan Unik Warga Korea Selatan yang Belum Banyak Diketahui
Eastjourneymagz.com–Korea Selatan dikenal dengan budaya pop dan teknologi canggihnya, namun di balik modernitas tersebut, terdapat kebiasaan-kebiasaan unik yang masih dijalani oleh masyarakatnya.
Kebiasaan-kebiasaan ini mencerminkan nilai-nilai tradisional dan modern yang hidup berdampingan, serta menunjukkan kekayaan budaya yang dimiliki negara ini.
Dari perayaan yang meriah hingga etika sosial yang kental, kebiasaan-kebiasaan ini memberikan warna tersendiri dalam kehidupan sehari-hari di Korea Selatan.
Memahami kebiasaan unik ini tidak hanya memberikan wawasan lebih dalam tentang kehidupan masyarakat Korea, tetapi juga memungkinkan kita untuk lebih menghargai keragaman budaya global.
Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi lima kebiasaan unik warga Korea Selatan yang belum banyak diketahui, masing-masing memberikan gambaran yang menarik tentang bagaimana tradisi dan modernitas berpadu harmonis dalam budaya Korea.
1. Pepero Day, tanggal 11/11
Pepero Day adalah salah satu kebiasaan unik yang dirayakan setiap tanggal 11 November di Korea Selatan.
Pada hari ini, orang-orang memberikan Pepero, sejenis camilan berbentuk stik yang dilapisi cokelat, kepada teman, keluarga, dan orang terkasih.
Tanggal 11/11 dipilih karena menyerupai bentuk empat stik Pepero yang berjajar.
Pepero Day mirip dengan Hari Valentine, namun dengan fokus pada camilan populer ini.
Pepero Day awalnya dimulai sebagai strategi pemasaran oleh perusahaan Lotte yang memproduksi Pepero, namun kini telah menjadi tradisi tahunan yang dinantikan banyak orang.
Pada hari ini, toko-toko di Korea penuh dengan berbagai varian Pepero, termasuk yang buatan sendiri.
Pepero Day menunjukkan bagaimana budaya konsumsi dan pemasaran dapat membentuk kebiasaan sosial yang baru dan menyenangkan.
2. Menyediakan Air Minum Gratis di Restoran
Salah satu kebiasaan unik di Korea Selatan adalah penyediaan air minum gratis di hampir semua restoran dan kafe.
Begitu duduk di restoran, pelanggan biasanya disambut dengan segelas air dingin atau teh barley (bori cha) yang disajikan tanpa biaya tambahan.
Kebiasaan ini bertujuan untuk memastikan kenyamanan pelanggan selama menunggu makanan mereka tiba.
Air minum gratis ini biasanya ditempatkan di dispenser atau botol yang dapat diambil sendiri oleh pelanggan jika mereka menginginkan lebih.
Tradisi ini mencerminkan keramahtamahan dan perhatian terhadap kebutuhan pelanggan, serta menambah kenyamanan dalam pengalaman makan di Korea Selatan.
3. Menggunakan Masker Kecantikan di Tempat Umum
Penggunaan masker kecantikan atau sheet mask di tempat umum adalah pemandangan yang cukup umum di Korea Selatan.
Tidak jarang melihat orang-orang mengenakan masker kecantikan di transportasi umum, pesawat, atau bahkan di taman.
Kebiasaan ini mencerminkan betapa pentingnya perawatan kulit dalam budaya Korea, di mana memiliki kulit yang sehat dan bercahaya sangat dihargai.
Masker kecantikan dianggap sebagai bagian dari rutinitas perawatan kulit sehari-hari dan penggunaannya di tempat umum menunjukkan bahwa perawatan diri adalah hal yang normal dan diterima secara sosial.
Kebiasaan ini juga menunjukkan betapa masyarakat Korea Selatan menghargai waktu dan efisiensi, memanfaatkan waktu di perjalanan untuk merawat kulit mereka.
4. Menghindari Nomor Empat
Dalam budaya Korea, angka empat sering dihindari karena dianggap membawa sial.
Hal ini disebabkan oleh kemiripan pengucapan angka empat (사, sa) dengan kata “kematian” (사, sa) dalam bahasa Korea.
Oleh karena itu, banyak gedung di Korea Selatan yang tidak memiliki lantai empat atau menggantinya dengan angka “F” dalam tombol lift.
Penghindaran terhadap angka empat juga dapat dilihat dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, seperti dalam pemberian hadiah dan nomor kamar hotel.
Kebiasaan ini mirip dengan takhayul di negara-negara lain, seperti penghindaran angka 13 di beberapa negara Barat, dan menunjukkan bagaimana keyakinan tradisional masih mempengaruhi kehidupan modern di Korea Selatan.
5. Menghormati Senior dengan Membungkuk
Membungkuk adalah salah satu cara paling penting untuk menunjukkan rasa hormat dalam budaya Korea.
Ketika bertemu atau berpamitan dengan seseorang yang lebih tua atau memiliki status yang lebih tinggi, orang Korea akan membungkuk sebagai tanda penghormatan.
Sudut dan kedalaman bungkukan bisa bervariasi tergantung pada tingkat penghormatan yang ingin ditunjukkan.
Bukan hanya dalam pertemuan formal, kebiasaan membungkuk juga diterapkan dalam interaksi sehari-hari, seperti saat mengucapkan terima kasih atau meminta maaf.
Membungkuk merupakan bagian integral dari etika dan tata krama Korea yang menunjukkan pentingnya hierarki dan rasa hormat dalam hubungan sosial.
Kebiasaan ini mengajarkan nilai-nilai kesopanan dan penghargaan terhadap orang lain sejak usia dini.