
5 Fakta Tentang Donat yang Jarang Diketahui, Ada Hari Nasional Donat
Eastjourneymagz.com–Donat adalah camilan manis yang sudah mendunia, dengan bentuk dan rasa yang sangat beragam.
Biasanya berbentuk bulat dengan lubang di tengah atau tanpa lubang dengan isian di dalamnya, donat menjadi salah satu makanan ringan yang digemari banyak orang.
Di berbagai negara, donat memiliki variasi dan nama yang berbeda, seperti “beignet” di Prancis atau “doughnut” di Inggris, yang menunjukkan bahwa makanan ini telah beradaptasi dengan budaya lokal.
Tidak hanya lezat, donat juga memiliki sejarah panjang dan beberapa fakta menarik yang jarang diketahui.
Dari segi bahan, donat terbuat dari adonan tepung, telur, gula, dan bahan tambahan lainnya yang digoreng atau dipanggang hingga berwarna kecokelatan.
Proses pembuatannya juga mengalami banyak perkembangan, mulai dari resep tradisional hingga variasi modern yang menggunakan berbagai rasa dan topping unik.
Berikut adalah lima fakta menarik tentang donat yang akan menambah wawasan dan mungkin membuat Anda melihat donat dengan cara berbeda.
1. Asal Usul Nama Donat

Asal usul kata “donat” berasal dari bahasa Inggris, yaitu “doughnut,” yang berarti adonan kacang atau adonan bundar yang dimasak. Donat pertama kali dikenal sebagai “dough knots,” karena bentuk awalnya menyerupai simpul dari adonan tepung. Di abad ke-19, nama ini kemudian disingkat menjadi “doughnut,” dan selanjutnya di Amerika, namanya disederhanakan lagi menjadi “donut,” yang kini lebih umum digunakan di seluruh dunia.
Meskipun begitu, asal usul donat sendiri masih sering diperdebatkan. Beberapa sejarawan berpendapat bahwa donat berasal dari Belanda yang membawa makanan manis goreng ini ke Amerika Utara. Versi awal dari donat ini tidak memiliki lubang di tengahnya dan dikenal dengan nama “olykoeks,” yang berarti kue minyak. Seiring waktu, orang-orang mulai membuat variasi bentuk dan rasa yang kemudian berkembang menjadi donat modern.
2. Kenapa Donat Memiliki Lubang di Tengah?

Salah satu fakta menarik dari donat adalah lubang di tengahnya. Lubang ini ternyata bukan hanya soal penampilan, tapi juga berkaitan dengan cara memasak. Pada awalnya, donat sering kali terlalu matang di bagian luar, tetapi masih mentah di bagian dalam karena ukurannya yang tebal. Pada tahun 1847, seorang pelaut bernama Hanson Gregory menemukan cara untuk mengatasi masalah ini dengan membuat lubang di tengah donat, sehingga donat dapat matang merata saat digoreng.
Inovasi lubang di tengah ini kemudian menjadi standar dalam pembuatan donat. Selain membantu proses memasak yang lebih baik, lubang di tengah donat juga membuatnya lebih mudah untuk digenggam dan dimakan. Bentuk ini menjadi begitu populer hingga kini identik dengan donat klasik. Meskipun donat tanpa lubang masih eksis, banyak orang tetap mengenal donat sebagai camilan bulat dengan lubang di tengah.
3. Donat dan Budaya Populer

Donat bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga menjadi ikon budaya populer, terutama di Amerika Serikat. Di negara ini, donat kerap kali menjadi bagian dari acara atau perayaan tertentu, bahkan memiliki hari khusus yang dikenal sebagai National Donut Day yang dirayakan setiap Jumat pertama di bulan Juni. Hari ini dibuat untuk menghormati peran donat dalam sejarah Amerika, khususnya kontribusi perempuan relawan selama Perang Dunia I yang membagikan donat kepada tentara di medan perang.
Dalam budaya populer, donat sering dikaitkan dengan tokoh-tokoh seperti Homer Simpson dari serial The Simpsons, yang sangat menyukai donat dan menjadikannya simbol kegemaran. Kepopuleran ini membuat donat menjadi ikon ikonik dan simbol hiburan yang mudah dikenali di berbagai negara, sehingga membuat makanan ini semakin terkenal di seluruh dunia.
4. Variasi Donat di Berbagai Negara

Di berbagai negara, donat hadir dalam berbagai bentuk dan rasa. Misalnya, di Prancis ada “beignet,” yang merupakan donat tanpa lubang yang sering kali diisi dengan cokelat atau krim. Di Jepang, terdapat “Anpan,” sejenis roti bulat berisi pasta kacang merah yang memiliki tekstur lebih lembut dibandingkan donat pada umumnya. Variasi ini menunjukkan bahwa donat telah diadaptasi sesuai dengan cita rasa lokal, sehingga memiliki karakteristik yang berbeda-beda di setiap negara.
Tak hanya rasa, bahan dasar donat juga berbeda-beda di tiap wilayah. Di Indonesia sendiri, donat bisa ditemukan dalam berbagai variasi, baik donat kentang yang empuk hingga donat dengan topping modern seperti keju, cokelat, atau saus matcha. Adanya variasi ini membuat donat menjadi lebih fleksibel dan bisa dinikmati oleh berbagai kalangan dengan selera yang berbeda.
5. Donat dan Inovasi Modern

Di era modern, donat mengalami banyak inovasi yang membuatnya semakin menarik. Mulai dari donat panggang yang lebih sehat, donat mini, hingga donat berlapis emas yang mahal, inovasi dalam pembuatan donat sangat bervariasi. Bahkan ada juga “Cronut,” perpaduan antara donat dan croissant yang diciptakan oleh Dominique Ansel pada 2013, yang menjadi viral dan memicu tren donat kreatif lainnya di seluruh dunia.
Selain inovasi rasa dan bentuk, donat juga kini hadir dalam berbagai ukuran dan konsep. Misalnya, donat dengan rasa minuman kopi atau teh susu boba, serta donat vegan yang dibuat tanpa bahan hewani. Inovasi ini tidak hanya memperkaya pilihan bagi para pencinta donat, tetapi juga membantu memperluas pasar makanan ini sehingga bisa dinikmati oleh berbagai kelompok masyarakat dengan preferensi berbeda.