Sandiaga Uno: Kalau Belum Kunjungi Istana Baso Berarti Belum ke Sumbar
Kemegahan istana Baso/Foto Kemenparekeraf |
Eastjourneymagz.com—Kemegahan
Istana Baso Pagaruyung di Tanah Datar, Sumatra Barat membuat Menteri Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno terpukau. Sandiaga mengunjungi
destinasi ikonik Sumatera Barat tersebut dalam kunjungannya, Kamis 22 April
2021.
Sandiaga juga mengunjungi beberapa destinasi lain
sperti jam gadang. Menurut Sandiaga kemegahan Istana Baso Pagaruyung membuatnya
menjadi destinasi ikonik di Sumbar.
Karena itu kata Sandiaga belum sah ke Sumatera Barat kalau
belum ke Istana Baso Pagaruyung. “Ke Sumatra Barat kalau tidak ke Istana
Baso Pagaruyung belum sah namanya,” kata Sandiaga.
Ia menambahkan mengunjungi tempat ini tidak hanya
untuk melihat lebih dekat dengan istana. Di dalamnya terdapat museum tenun yang
memiliki koleksi tenun yang indah.
“Bukan hanya istana saja, di sini juga ada museum
tenun dengan koleksinya yang indah,” kata dia.
Istana Baso merupakan salah satu destinasi budaya dan
sejarah yang dimiliki oleh Sumbar. Istana Baso juga dikenal sebagai Istana
Pagaruyung. Tempat ini menjadi tujuan wisata yang menarik baik wisatawan lokal
maupun mancanegara.
Letaknya tidak jauh dari pusat kota Batusangkar,
sekitar 5 Kilometer dan bisa dilalui oleh kendaraan umum. Istana ini memiliki
sejarah yang panjang bahkan tempat tiang Istana ini berdiri saat ini bukanlah
yang asli.
Tampak dalam istana Baso/Foto Kemenparekeraf. |
Dari berbagai sumber mengungkapkan Istana Baso merupakan
replika dari yang asli dan nampak sama persis dengan yang asli. Sebelumnya
istana yang asli berada di bukit Batu patah dan rata dengan tanah saat perang
paderi.
Pristiwa itu terjadi pda tahun 1804, Istana Baso
dibakar habis oleh kaum paderi yang memerangi bangsawan dan kaum adat. Meski
telah terlalap api, istana lama ini pernah dilakukan upaya untuk dibangun
kembali di tempat itu.
Akan tetapi setelah dibangun kembali terbakar tahun
1966. Setelahnya pemerintah setempat membuat replika istana ini dan dipindah ke
tempat yang sekarang sudah berdiri megah.
Pembangunan kembali Istana Baso tidak terlepas dari usaha
Gubernur Sumatra Barat waktu itu, Harun Zain. Peletakan peletakan tunggak tuo
(tiang utama) dilakukan pada 27 Desember 1976.
Pembangunan tersebut bergeser ke sebelah selatan
Istana lama. Setelah rampung dikerjakan pada akhir 1970-an, istana ini telah
bisa dikunjungi oleh umum. Hingga saat ini tempat ini tetap berdiri tegak dan
menjadi destinasi budaya bagi para wisatawan yang ingin mendalami tentang
budaya Sumatera barat.