Berziarah ke Makam Gus Dur, Sang Guru Demokrasi dan Pejuang Kemanusiaan
Presiden Joko Widodo alias Jokowi bersama pimpinan Pondok Pesantren Tebuireng Gus Sholah, Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, dan Mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo berziarah ke makam Gus Dur di kompleks Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, 18 Desember 2018. TEMPO/Friski Riana |
Eastjourneymagz.com—Meski wafat, KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur tersebut sosoknya terus dikenang. Bukan karena ia mantan presiden atau tokoh Muslim Indonesia, tetapi karena pribadinya yang cerdas, pluralis, demokratis dan rendah hati.
Banyak sumber yang menyebutkan Gus Dur adalah guru demokrasi. Dialah yang merombak batas-batas dan sekat-sekat sosial yang terjadi di Indonesia terutama SARA yang menghantui Indonesia begitu lama.
Kali ini yang dibahas bukan Sosok Gus Dur, tapi makamnya yang ramai dibicarakan akhir-akhir ini setelah kicauan politisi Demokrat Rachland Nashidik.
Di dalam kicauannya Rachland menyoal museum SBY-ANI yang dipertanyakan banyak orang karena menerima dana hibah Rp9 miliar dari Pemprov Jawa Timur. Di dalam kicauannya tersebut ia juga menyinggung makam Presiden Gus Dur.
“Pertama, bukan museum keluarga. Kedua, inisiatif pendanaan datang dari Pemprov — itu juga cuma sebagian. Terbesar berasal dari sumbangan dan partisipasi warga. Ketiga, sebagai pembanding, Anda tahu makam Presiden Gus Dur dibangun negara?” tulis Rachland.
Atas cuitannya tersebut putri Gus Dur, Alissa Wahid merespon dengan memberikan cuitan di akun twitternya. Ia menepis Rachland yang berusaha menyandingkan museum SBY-Ani dengan Makam Gus Dur.
“Bang @RachlanNashidik, makam #GusDur sampai saat ini dibiayai oleh keluarga Ciganjur, termasuk prasasti. PP Tebuireng pun hormati ini. Dana Negara tidak untuk makam tetapi utk jalan raya, lahan berjualan warga. Maklum, ada 1,5-2 juta peziarah setiap tahun. Negara urus ini,” ujarnya, membalas.
Rachland meminta maaf atas cuitannya tersebut dan ia menyebut bahwa dirinya tidak bermaksud menyinggung Gus Dur. Ia membeberkan cuitannya tersebut dilakukan setelah memahami artikel yang membahas soal makam Gus Dur.
Makam Gus Dur
Gus Dur meninggal pada 30 Desember 2009 lalu. Peziarah terus berdatangan setelah ia dimakamkan di kompleks Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang Jawa Timur. Mereka berdatangan dari berbagai daerah di seluruh nusantara.
Kepala Pesantren Tebuireng memberikan kesaksian pengunjungnya ribuan orang setiap hari. Apabila pada hari Senin hingga Kamis pengunjungnya berkisar 2-3 ribu orang per hari. Jika sudah hari Jumat hingga Minggu sudah mencapai 10 ribu peziarah per hari.
Kedatangan peziarah ke tempat ini juga sekaligus mengunjungi dua makam yang penting lagi di sini. Ayah Gus Dur KH Abdul Wahid Hasyim yang merupakan pahlawan nasional Indonesia dan menteri negara dalam kabinet pertama Indonesia.
Sementara itu, KH Hasyim Asy’ari adalah kakek Gus Dur yang merupakan salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia dan merupakan pendiri Nahdlatul Ulama, organisasi massa Islam yang terbesar di Indonesia.
Pada kompleks yang sama terdapat 45 makam lagi yakni mulai dari pendiri Pesantren Tebuireng, pengasuh pondok, keluarga hingga dzuriah.
Jumlah peziarah terus membanjir area pemakaman Tebuireng setelah Gus Dur meninggal. Ia dimakamkan di sebelah pojok utara dimana peziarah dapat melihatnya dari dekat.
Pada makamnya itu terdapat maesan unik yang terdapat tulisan dalam empat bahasa. Bunyi tulisan itu, “di sini berbaring seorang pejuang kemanusiaan” dalam empat bahasa. Yakni bahasa Indonesia, Arab, Inggris dan China.
Makam Gus Dur dikelola oleh Lembaga Sosial Pesantren Tebuireng (LSPT). Hasil dari infaq peziarah, dikelola dan disalurkan untuk masyarakat. Selain itu beberapa program lagi yang dikelola LSPT mulai dari pendidikan maupun sosial.
Pemerintah mulai memberi perhatian pada kawasan makam dua tahun kemudian sejak Gus Dur wafat. Pada 2011 Kemendikbud RI dan Pemkab Jombang mulai membangun Museum Islam Indonesia KH Hasyim Asyari dan kawasan parkir di makam Gus Dur.
Kawasan makam Gus Dur dibuka dalam dua sesi. Pertama mulai pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB dan sesi kedua mulai pukul 20.00 WIB hingga 03.00 WIB.