Ini 5 Daya Tarik Festival Kulminasi Matahari di Tugu Khatulistiwa Pontianak


Eastjourneymagz.com–Salah satu keunikan Indonesia adalah dilewati oleh garis Khatulistiwa dimana pusatnya berada di Pontianak, Kalimantan Barat. Di Kota Pontianak berdiri tegak Tugu Khatulistiwa yang didirikan seorang astronom Belanda.

Meski demikian pencarian posisi yang tepat garis khatulistiwa baru dilakukan tahun 2019. Berdasarkan pengakuan Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono di tahun 2019 pihaknya mengundang ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk melakukan penelitian posisi tepat garis khatulistiwa.

“Hasilnya ternyata yang paling tepat berada pada bangunan bola dunia yang ada di kawasan Tugu khatulistiwa,” kata dia baru-baru ini.

Menurut Edi Tugu Khatulistiwa bukan sekadar tugu, tetapi bisa menjadi sumber ilmu pengetahuan, khususnya ilmu astronomi. Sehingga Tugu Khatulistiwa dan fenomena titik kulminasi matahari bisa menjadi daya tarik wisata edukasi, baik bagi wisatawan lokal, maupun mancanegara.

Pemerintah setempat juga telah membuat Festival untuk merayakan hari tanpa bayangan ini. Pada tahun ini untuk pertama kali Festival Titik Kulminasi Matahari digelar melalui daring sesuai protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. Pada tahun sebelumnya (2020) festival ini tidak digelar.

Berikut beberapa keunikan Festival Titik Kulminasi Matahari.

Digelar Dua Kali Stahun

Pertunjukan Tarian/Foto Pojok Seni

Festival kulminasi dilakukan setiap tahun. Hal ini sesuai dengan peristiwa kulminasi matahari yakni terjadi antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September.

Hari Tanpa Bayangan


Bagaimana rasanya tanpa bayangan? Coba pergilah di Festival Kulminasi. Peristiwa tanpa bayangan ini disebut kulminasi dimana posisi matahari tepat berada di atas manusia atau benda lain di permukaan bumi. Akibatnya, bayangan akan jatuh tegak lurus karena bertumpu pada benda itu sendiri.

Di Gelar di Tugu Khatulistiwa Sebagai Pristiwa Alam yang Langkah

Ini merupakan peristiwa alam yang langkah. Kulminasi matahari memang merupakan peristiwa alam yang hanya terjadi di 14 negara di dunia seperti Indonesia, Brasil, Ekuador, Somalia, Gabon, Kenya, Maladewa, Kiribati, Republik Kongo, Republik Demokratik Kongo, Uganda, Sao Tome dan Principe, serta Nauru. Akan tetapi dari semua kota atau negara yang dilewati tersebut, hanya Kota Pontianak tepat dilintasi oleh garis Khatulistiwa.

Menjadi Daya Tarik Wisatawan

Pontianak sebagai kota khatulistiwa dikenal di seantero dunia. Karena itu banyak sekali wisatawan yang berdatangan untuk menyaksikan titik kulminasi matahari setiap tahunnya. Mereka datang dari berbagai tempat baik wisatawan lokal, nasional maupun mancanegara. Saat festival ini berlangsung terdapat gelar budaya atau pertunjukan seni, kuliner dan oleh-oleh.

Peserta Akan Membawa Telur atau Payung, Mengapa?

Foto Tribun

Saat kulminasi berlangsung ada peserta festival akan membawa telur. Untuk apa telur itu. Kulminasi menghasilkan gaya gravitasi yang sangat kuat dapat membuat telur ayam bisa berdiri tegak tanpa memiliki bayangan.

Peserta festival juga membawa payung. Hal ini karena suhu akan terasa lebih panas. Matahari akan tepat berada di atas kepala sehingga benar-benar panas. Saat itu bumi beredar mengitari matahari pada jarak 150 juta kilometer dengan periode 365 hari. Karena itu pengujung juga perlu memakai sunblock dan topi.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Festival Kulminasi Matahari, Hari Tanpa Bayangan Tetap Dijalankan Melalui Media Daring
Next post Wagub DKI Jakarta Menyayangkan Ondel-Ondel Dipakai untuk Ngamen