Uniknya Tradisi Meruncingi Gigi Suku Mentawai
Tradisi meruncingkan gigi suku Mentawai/Foto Nationalgeography |
Eastjourneymagz.com–Masyarakat suku Mentawai merupakan salah satu penduduk yang mendiami pulau Mentawai, Pulau Siberut, Sumatera Barat. Masyarakat yang ada di sini ternyata memiliki tradisi unik yang sangat memukau yakni meruncingkan gigi.
Saya membaca beberapa literatur dimana dalam fase kehidupan tertentu mereka akan meruncingkan gigi mereka. Terutama dalam hal ini adalah para perempuan suku Mentawai. Dalam bayangan saya adalah bagaimana rasa sakit yang terjadi saat gigi para perempuan itu diruncing.
Gigi yang berlubang saja rasanya sakit apalagi kalau benaran diruncingi menggunakan benda tajam. Rasanya tentu saja ngilu. Sungguh, saya membayangkan kalau itu terjadi di depan saya, yang terjadi mungkin saya bisa pingsan.
Saat mengerik gigi itu juga, tidak menggunakan bius seperti pencabutan gigi di Rumah Sakit. Gigi yang diruncing juga tidak tanggung-tanggung yakni 23 gigi akan diruncingi.
Lalu mengapa mereka mau giginya diruncingi seperti ikan hiu. Begini, ternyata ada beberapa alasan yang membuat setiap perempuan Mentawai harus meliwati ritual meruncingi gigi.
Pertama, suku Mentawai meyakini meruncingi gigi akan membuat mereka tampak cantik dan anggun. Ini juga sebagai penanda bahwa si perempuan yang dikerik giginya sudah dewasa. Selain itu tradisi ini juga untuk menarik perhatian para lelaki Mentawai.
Ritual ini juga diperkuat oleh keyakinan soal tubuh dan jiwa (arwah). Menurut kepercayaan mereka jiwa dan tubuh tidak akan binasa. Oleh karena itu tubuh harus dihargai, salah satunya menghargai kecantikan dengan ditandai gigi runcing.
Dikatakan bila para wanita itu tidak puas dengan tubuh mereka atau kecantikan mereka, konsekuensinya adalah mereka akan mendapatkan bencana, penyakit hingga akan dibawa ke dunia lain. Satu-satunya cara adalah menerima diri dan mencintai tubuh.
Ritual ini juga meniliki makna yang begitu dalam yakni untuk mengendalikan diri dari enam sifat buruk manusia yang sudah ada sejak sedia kala. Keenam sifat itu disebut Sad Sipu yang sering mempengaruhi manusia seperti, hawa nafsu (Kama), tamak (Lobha), marah (Krodha), mabuk (Mada), iri hati (Matsarya) dan bingung (Moha).
Hingga saat ini, tradisi meruncingkan gigi ini masih diwariskan kepada setiap generasi suku Mentawai. Bagi suku ini, perempuan yang giginya runcing memiliki nilai lebih daripada yang melewati ritual ini.