Soal Menggaet Wisatawan dari Thailand dan Vietnam, Wisnutama Mengatakan Belum ke Arah Sana

Eastjourneymagz.comTuris manca negara terus memburu destinasi yang menarik di Indonesia. Pada tahun lalu Indonesia menyerap hingga 16 Juta wisman. Angka ini belum maksimal bila dibandingkan dengan Thailand pada tahun yang sama dikunjungi 38 juta wisman.

 Soal sektor pariwisata yang terus menggeliat Asosiasi Pariwisata Indonesia (ASITA) meminta pemerintah untuk menggarap pasar lain seperti Thailand dan Vietnam. Menurut ASITA pemerintah selama ini hanya tergantung dengan beberapa negara, padahal di kawasan regional sangat berpotensi.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama mengatakan pihaknya belum berpikir ke arah sana. Menurutnya kedua negara tersebut bukanlah kompetitor Indonesia.

Ia mengakui pihaknya mempunyai solusi untuk menarik wisman tersebut. Ia telah berkoordinasi dengan pihak maskapai dan kementrian terkait, Kementrian Perhubungan (Kemenhub) untuk menambah rute dari negara lain.

“Kami telah berkoordinasi dengan beberapa maskapai dan Kemenhub untuk mengalihkan atau menambah frekuensi rute ke Indonesia dari negara lain selain Tiongkok,” kata dia.

Ia tidak mengatakan negara mana saja yang akan masuk ke Indonesia. Terkait hal itu pihaknya saat ini sedang dalam pembahasan teknis.

Ia menambahkan akan diumumkan setelah mendapatkan kepastian melalui deal. Menurutnya merubah rute merupakan sesuatu yang rumit dan perlu pembahasan kajian teknis.

“Kalau belum deal kita belum bisa umumin, tetapi ini juga bukan hal yang mudah, karena meng-shift (merubah) rute pesawat itu kan bukan hal yang sederhana. Perlu pembahasan kajian teknis, dan sebagainya, tapi memang akan sesegera mungkin,” jelas Wishnutama.

Silain itu Penambahan rute dari negara selain Tiongkok dilakukan untuk menutup potensi kerugian yang diakibatkan oleh virus korona. Potensi kerugian disebut mencapai Rp 54 triliun atau USD 2,8 miliar.

“Dari wisatawan Tiongkok sendiri, secara langsung itu USD 2,8 miliar, hitungannya gini 2 juta wisatawan per visit mereka spend USD 1.400, jadi total USD 2,8 miliar,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Kadin Usulkan Subsidi Turis Manca Negara, Wisnutama Belum Mengetahui dan Masih fokus Tangani Virus Corona
Next post These Various Recommendations For Those of You Who Are Planning to Traveling to Labuan Bajo