Indonesia Berada di Posisi 40 Besar Wisata Dunia, Pemerintah Terus Menggenjot Wisatawan
Wisatawan sedang menikmati alam Kelimutu, Ende Flores NTT/Foto Kemenparekraf) |
Eastjourneymagz.com–Pariwisata menjadi salah satu sektor yang paling moncer hingga saat ini. Pemerintah telah menetapkan lima destinasi pariwisata prioritas yakni Likupang, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Danau Toba.
Dengan berkembang pesatnya sektor pariwisata, pemerintah terus menggenjot angka wisatawan yang masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah upaya membawa wisatawan mancanegara ke Indonesia (Inbound).
Selain itu cara tersebut untuk meningkatkan indeks daya saing atau Travel and Tourism Competitiveness Index (TTCI) pariwisata Indonesia. Dilaporkan saat ini Indonesia berada di posisi 40 besar dunia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Wishnutama Kusubandio mengatakan pemerintah sedang berupaya Indonesia naik di rangking 36-38 pada 2021.
Posisi di Asian saja, Indonesia masih kalah jauh dari negara-negara lain. TTCI mencatatat Singapura dan Malaysia ada di posisi 29 dunia, sedangkan Vietnam urutan ke 63 dan Thailand posisi 31.
“Ada beberapa hal strategis yang akan kami lakukan segera. Yaitu bagaimana secara grand strategy pariwisata Indonesia yang terkait Kementerian/Lembaga lain adalah memakai inbound strategy untuk mendatangkan devisa,” katanya.
Wisnutama juga menjelaskan sudah berkoordinasi dengan national flag carrier Garuda Indonesia, untuk memperbanyak Inbound promotion ketimbang outbond promotion. Pihaknya juga telah menjajaki dengan 33 maskapai yang beroperasi di Indonesia untuk menambah jumlah penerbangan dan seat capacity ke Indonesia.
“Sehingga mind set dari maskapai dan sebagainya akan diarahkan bagaimana membawa orang luar untuk masuk ke Indonesia bukan orang Indonesia yang ingin kemana,” katanya.
Berbagai upaya juga terus dilakukan Kemenparekaf, salah satunya menggaet wisman dari pasar “longhaul”, hal penting yang menjadi perhatian Kemenparekraf adalah adanya ketersedian kursi pesawat (seat capacity) yang cukup. Untuk ini diharapkan maskapai penerbangan Garuda Indonesia sebagai “national flag carrier” lebih banyak berperan termasuk dalam melakukan kerja sama (codeshare) dengan maskapai penerbangan dunia dapat upaya memenuhi “seat capacity” tersebut.
Wishnutama juga menjelaskan, untuk meningkatkan indeks daya saing, presiden membentuk tim akselerasi yang di dalam terdapat berbagai K/L seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR, Kementerian BUMN, BKPM, Kemenaker, Kemendes PDTT dan lainnya.
Dalam rapat tersebut, Presiden menjelaskan dalam indeks tersebut Indonesia memiliki 5 keunggulan dibandingkan negara lain, yaitu yang berkaitan dengan daya saing harga, prioritas kebijakan, daya tarik alam, keterbukaan, serta daya tarik budaya dan kunjungan bisnis.
“Kita masih lemah dalam lima pilar lainnya yaitu, di bidang lingkungan yang berkelanjutan, kesehatan dan kebersihan, infrastruktur pariwisata, ini yang dalam pembenahan terus, kemudian keamanan, kemudian yang juga masih kurang di kesiapan teknologi informasi. Saya kira catatan-catatan ini harus kita jadikan kita dalam bekerja ke depan dengan target-target yang terukur dan jelas,” ujarnya.