Traveling ke NTT Minggu ini: Cuaca Ekstrim Mulai 12 hingga 15 Januari


BMKG Peringatkan Cuaca Ekstrim NTT/ Foto Istimewah


Eastjourneymagz.comNusa Tenggara Timur masih menjadi tujuan top para wisatawan baik wisatawan mancanegara (Wisman), wisatawan nusantara (Wisnus) maupun wisatawan lokal (Wislok).

Untuk Minggu ini Wisatawan perlu memperhatikan cuaca yang cukup ekstrim di NTT terutama jalur pantai. Himbauan ini juga berlaku bagi travelers yang melakukan penyeberangan atau melalui jalur laut.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan NTT akan mengalami cuaca ekstrem mulai 12 hingga 15 Januari 2020.

Sebelumnya Kepala Stasiun Meteorologi Kupang, Agung Sudiono Abadi mengungkapkan berdasarkan hasil analisi dinamika atmofser pada tanggal 12 Januari 2020 pukul 10.00 Wita, Siklon Tropis Claudia kategori dua teridentifikasi terjadi si Samudera Hindia sebelah selatan NTT dengan koordinat 14.0LS, 123.6BT atau 364 kilometer tenggara Stasiun Meteoroli DC Saudale Kabupaten Rote, NTT.

“Diperkirakan akan semakin kuat menuju kategori tiga dan menyebabkan terjadi pertemuan angina (Konvergensi) serta belokan angina di atas wilayah NTT,” kata Agung.

Ia menambahkan anomali suhu muka laut di wilayah Samudra Hindia selatan Nusa Tenggara berkisar -0.5°C hingga +1.75°C yang meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang.

“Kondisi ini dapat berpotensi menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai petir dan angin kencang.
Serta berpotensi mencapai lebih dari 30 kilometer per jam di hampir seluruh wilayah NTT dalam periode beberapa hari ke depan,” bebernya.

Cuaca ekstrem ini terjadi terutama di Kabupaten Sabu Raijua, Rote Ndao, Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Malaka, Lembata, Nagekeo, Alor, sebagian Flores Timur, serta Sumba Timur.

BMKG juga mengimbau masyarakat agar waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, pohon tumbang, sambaran petir, dan jalan licin. (Kompas/Tribun)


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post NTT Perlu Reformasi Birokrasi untuk Mengembangkan Pariwisata
Next post Dana Desa Untuk Mengelola Wisata di Pulau Beo, Raja Ampat.