Kunjungan Paus Fransiskus ke Mosul, Simbol Solidaritas dan Perdamaian


Paus Fransiskus (kanan) menemui Ayatollah Ali al-Sistani, di kota suci Najaf di Irak pada hari Sabtu (6/3/2021)/Bloomberg – Vatican Media

Eastjourneymagz.com—Kunjungan
Paus Fransiskus ke Irak disambut baik oleh berbagai pihak. Dilansir dari laman
UNESCO, kunjungan ini diapresiasi oleh lembaga tersebut dan menyebutnya sebagai
peristiwa bersejarah dan langkah penting untuk rekonstruksi dan stabilisasi
negara.

“Kunjungan ini merupakan momen yang menentukan dalam
proyek yang dilakukan oleh UNESCO sejak 2018 untuk “Menghidupkan Kembali
Semangat Mosul” dan membangun kembali tatanan budaya dan pendidikan di
kota yang dilanda perang ini,” tulis UNESCO dikutib 8 Maret 2021.

Melalui restorasi situs warisan, penguatan sistem
pendidikan dan rehabilitasi kehidupan budaya, UNESCO dan mitranya berkontribusi
pada pemulihan Mosul dalam kerjasama erat dengan masyarakat Mosul.

Audrey Azoulay, Direktur Jenderal UNESCO menyebut
kunjungan ini sebagai simbol solidaritas dan dialog yang kuat. “Selama
berabad-abad, Mosul telah menjadi simbol keragaman budaya dan agama serta hidup
berdampingan. Kunjungan Paus adalah simbol solidaritas dan dialog yang kuat, tanda
yang kuat untuk perdamaian,” kata Azoulay.

“Ini mendorong UNESCO dalam upayanya untuk membangun
kembali dan merehabilitasi kota dengan penduduknya,” imbuhnya.

Saat ini UNESCO sedang merehabilitasi beberapa tempat
ibadah di Mosul, seperti gereja Al-Tahera dan Al-Saa’a, yang sangat penting
bagi komunitas Kristen dan mewakili keragaman agama yang telah membedakan kota
selama berabad-abad, bersama dengan Al Nouri.

Selain itu Masjid dan menara Al-Hadba-nya, yang
semuanya dihancurkan oleh kelompok Negara Islam yang menduduki kota itu selama
tiga tahun. Kompetisi arsitektur internasional baru saja diluncurkan untuk
rekonstruksi kompleks masjid.

“Selain rehabilitasi monumen, UNESCO juga
merehabilitasi rumah bersejarah di kota tua Mosul. UNESCO telah meluncurkan
beberapa inisiatif skala besar untuk pemulihan sistem pendidikan dan pencegahan
ekstremisme kekerasan melalui pendidikan,” tulis keterangan tersebut.

Rehabilitasi kehidupan budaya juga merupakan inti dari
upaya untuk memulihkan kohesi dan tatanan sosial, dan untuk memberikan tanggapan
yang berkelanjutan terhadap kekerasan ekstremis.

Inisiatif UNESCO “Revive the Spirit of
Mosul” juga memberi manfaat bagi perempuan dan laki-laki di Mosul melalui
kesempatan kerja dan pelatihan.

Selama kunjungannya, Paus juga akan pergi ke kota Ur,
salah satu dari tujuh komponen Ahwar di Irak Selatan: Perlindungan
Keanekaragaman Hayati dan Lanskap Relik Kota Mesopotamia, yang tercantum dalam
Daftar Warisan Dunia UNESCO pada 2016.

“Ini kota, yang melihat awal mula penulisan dan
arsitektur monumental, menggambarkan kontribusi budaya Mesopotamia Selatan bagi
perkembangan umat manusia,” tutup keterangan itu.

Sumber: UNESCO


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Sandiaga Uno Pastikan Likupang Siap Jadi Tuan Rumah Indonesia Triathlon Series 2021
Next post International Women’s Day: Kekerasan Terhadap Perempuan Meningkat di Tengah Pandemi