ALASAN ORANG MANGGARAI MEMBANGUN PERKAMPUNGAN DI BEBUKITAN
Sebagaimana topografi NTT pada umumnya terdiri atas bebukitan dan sebagaian dataran (padang). Wilayah Manggarai sebagai bagian dari kesatuan NTT juga memiliki kesamaan. Bahkan di Manggarai sendiri terdapat gunung api yang masi aktif yakni gunung Namparnos. Gunung aktif ini sederetan dengan gunung Ranaka yang merupakan latar kota Ruteng, ibu kota kab. Mangarai.
Dengan topografi seperti ini masyarakat Manggarai berusaha beradaptasi agar dapat bertahan hidup. Dari zaman nenek moyang, orang-orang Manggarai mendirikan rumah-rumah (kampung) di bukit-bukit atau gunung. Ada istilah yang menarik disini yakni golo lonto. Golo merujuk pada topografi bebukitan atau pegunungan, juga dapat diartikan keris. Sedangkan lonto merujuk pada duduk atau sikap tubuh dengan posisi duduk.
Â
Mendirikan kampung di atas bukit merupakan bentuk strategi. Ini adalah salah satu strategi untuk mempertahankan diri dari musuh. Akan sangat mudah memantau musuh dari bebukitan. Apalagi pada zaman dahulu mata-mata sering menempati bebukitan untuk mencari cela atau peluang yang ada dalam menduduki suatu wilayah.
Â
Sebagian besar kampung di Manggarai di bangun di atas bukit. Sangat jarang menemukan suku Manggarai yang tinggal di pinggir pantai. Maka tidak mengherankan jika suku-suku di tepi pantai berasal dari luar seperti suku bugis dan bima.Â