Alain de Botton Rela Tinggal Seminggu di Bandara untuk Menuliskan bukunya A Week At The Airport

Eastjourneymagz.comSaya selalu memikirkan bandara sebagai sebuah tempat transit, begitu saja tidak lebih. Saya akan bertemu dengan dengan banyak orang yang menurut saya berpikir bahwa mereka juga hanya transit. Sebentar saja, lalu pergi entah kemanapun mereka pergiTetapi tidak dengan Alain de Botton. Ia mulai menggarap serius soal Bandara dan mencoba melompat lebih jauh bahwa Bandara bukanlah hanya tempat transit dimana ada pintu keberangkatan dan pintu kedatangan.

Ia serius menggarap sebuah buku untuk menuliskan pengalaman siapa saja yang ia temui. Ia membutuhkan waktu seminggu untuk mengamati keadaan itu dan menuliskannya hingga lahirlah buku A Week At The Airport

Ia sangat terobsesi dengan kehidupan di Bandara hingga membawanya ke Bandara Hearhrow. Ia diundang oleh sang pemilik bandara itu pada musim panas tahun 2009. Ia menjadi Writer in Residence pertama mereka dan mengulas kehidupan di bandara itu.

Ia menuliskan seluruh hasratnya akan bandara itu dalam seminggu. Di sini ia seperti bola bekel di bandara untuk bergerak sebebasnya dan menemui setiap pelancong dari berbagai belahan dunia.

Bebas berkeliaran di Bandara tentu saja tidak pernah terjadi sebelumnya. Dengan mengantongi izin dari owner bandara itu ia dengan tenang duduk, berjalan dan mengamati apapun yang ada di sana.

Di sana Ia memburu berbagai informasi dari pelanong, petugas bandara atau siapapun dan kemudian menuliskan pada sebuah laptop di tengah terminal 5 dimana semua orang yang lewat melihatnya. Cerita-cerita itu ia tuangkan di sana lalu durangkai menjadi kisah yang apik dan menarik.

Bertemu orang baru dan mendengarkan cerita-cerita mereka tentu saja meruapakan sesuatu yang menantang. Mereka datang dari berbagai latar baik negara, budaya dan ambisi masing-masing. De Bolton dengan setia merekam semua kisah-kisah itu dan menuliskannya kembali.

Dia akan bertemu pelancong dari seluruh dunia, dan akan diberi akses yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk berkeliaran di bandara dan berbicara dengan semua orang mulai dari pembersih jendela dan penangan bagasi hingga pengendali lalu lintas udara dan awak kabin.

Untuk menyukseskan karyanya itu, ia bekerja dengan fotografer dokumenter terkenal Richard Baker. Mereka merekam segalanya yang terjadi di sana menjadi kisah yang renyah, magis dan penuh inspirasi.

Di Bandara akan ditemukan banyak orang yang ditinggalkan, akan tetapi dunia juga telah mengirimkan ribuan orang ke tempat ini. Di sini merupakan jendela dunia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Film Tracks; Kisah Solo Travel Seorang Gadis bersama Empat Ekor Unta dan Anjing Betina di Padang Australia
Next post 5 Fakta Desa Adat Ratenggaro Mulai dari Kuburan Megalitikum hingga Pernah Terbakar