Kanamara Matsuri: Festival Unik di Jepang yang Merayakan Kesuburan, Peserta Menandu Penis
Eastjourneymagz.com–Saat Festival Kanamara Matsuri berlangsung, para peserta datang dari berbagai penjuru dan berkumpul di kuil Shinto Kanayama di Kawasaki. Sebuah benda yang berbentuk alat vital laki-laki diarak-arak, dan seakan dipuja-puja oleh para peserta festival.
Para peserta, baik pria maupun wanita mengitari benda itu dan menandunya. Tidak sedikit dari mereka mengabdikan momen yang dirayakan sekali setahun itu. Beberapa peserta bahkan menaiki benda itu dan menngungkapkan dengan berbagai cara, membuat festival ini semakin unik.
Tidak hanya itu, es krim dan juga boneka-boneka dan berbagai aksesori berbentuk alat vital laki-laki juga digunakan para peserta.
Bagi orang-orang di luar Jepang, mungkin itu adalah tabu. Tapi itulah, Kanamara Matsuri sebuah perayaan yang cukup unik dan menarik banyak perhatian karena temanya yang tidak biasa. Festival ini dikenal juga dengan nama “Festival Phallus” karena fokus utamanya adalah pemujaan terhadap phallus atau alat kelamin laki-laki.
Asal Usul Festival Kanamara Matsuri
Asal usul Festival Kanamara Matsuri terkait erat dengan legenda dan sejarah lokal yang unik dari Kuil Kanayama di Kawasaki, Jepang. Legenda tersebut bercerita tentang seorang iblis yang jatuh cinta dengan seorang wanita cantik.
Iblis tersebut kemudian menyembunyikan diri di dalam vaginanya dan setiap kali wanita itu menikah, iblis itu akan menggigit alat kelamin suaminya dengan gigi tajam yang ia miliki, menyebabkan luka parah.
Untuk mengatasi masalah ini, wanita tersebut meminta bantuan seorang pandai besi, yang membuat phallus dari besi. Ia menggunakan phallus besi tersebut untuk mengalahkan iblis, memecahkan giginya dan membebaskan wanita itu dari kutukan. Phallus besi itu kemudian dipuja sebagai simbol perlindungan terhadap kejahatan dan penyakit.
Dari cerita ini, Kuil Kanayama menjadi terkenal sebagai tempat untuk memuja phallus besi tersebut, dan secara tradisional dikunjungi oleh para pekerja seks, para pasangan yang ingin memiliki anak, serta siapa saja yang mencari perlindungan dari penyakit atau keburukan. Phallus juga menjadi simbol kesuburan, kesehatan, dan kelahiran yang baik.
Berpusat di Kuil Shinto Kanayama
Festival ini dirayakan di setiap musim semi oleh rakyat Jepang, tepatnya pada hari minggu pertama di bulan April. Para peserta Festival akan berkumpul di Kuil Shinto Kanamaya sebagai pusat Festival ini setiap tahunnya.
Kuil Shinto Kanayama sendiri terletak di kota Kawasaki, Prefektur Kanagawa, Jepang. Secara spesifik, kuil ini berada di kawasan yang cukup dekat dengan Tokyo, membuatnya mudah diakses oleh para pengunjung dari ibu kota Jepang. Kuil ini menjadi terkenal karena Festival Kanamara Matsuri yang diadakannya setiap tahun.
Untuk mencapai Kuil Kanayama, pengunjung biasanya menggunakan transportasi umum dari Tokyo. Dari Stasiun Tokyo, mereka bisa mengambil kereta JR Tokaido Line menuju Stasiun Kawasaki.
Setelah tiba di Stasiun Kawasaki, pengunjung bisa melanjutkan perjalanan dengan bus atau berjalan kaki ke kuil tersebut, tergantung pada preferensi mereka. Lokasi ini tidak hanya penting secara kultural tetapi juga mudah diakses, sehingga menarik banyak pengunjung baik lokal maupun internasional setiap tahunnya.
Asal Usul Festival Kanamara Matsuri
Festival Kanamara Matsuri mulai diadakan secara resmi pada tahun 1970-an, meskipun akar tradisinya dapat ditelusuri kembali ke periode Edo (1603-1868). Selama periode Edo, para pekerja seks di kawasan itu sering datang ke Kuil Kanayama untuk berdoa agar terlindungi dari penyakit menular seksual.
Kuil itu sendiri, yang berlokasi di Kawasaki, dihormati karena kaitannya dengan dewa-dewa perlindungan bagi para pekerja tambang dan pandai besi, dan kemudian menjadi tempat penting bagi doa yang berkaitan dengan kesuburan dan perlindungan.
Festival tersebut kemudian dihidupkan kembali dan dibentuk menjadi bentuk yang lebih modern pada tahun 1970-an dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang kesehatan seksual dan mengumpulkan dana untuk penelitian dan pencegahan HIV/AIDS.
Sejak itu, Kanamara Matsuri telah tumbuh dalam popularitas, baik di kalangan penduduk lokal maupun wisatawan internasional, menjadikannya salah satu festival paling terkenal dan unik di Jepang.
Festival ini bertransformasi dari tradisi keagamaan yang lebih serius menjadi perayaan yang lebih terbuka dan inklusif dengan fokus pada pendidikan kesehatan seksual dan penggalangan dana untuk penelitian HIV/AIDS.
Dengan berjalannya waktu, festival ini telah berkembang menjadi acara yang mendapat perhatian internasional, menarik pengunjung dari seluruh dunia yang tertarik dengan keunikan dan pesan positif yang disampaikannya.
Untuk Kesuburan dan Mencegah Penyakit HIV/AIDS
Meskipun Festival Kanamara Matsuri di Jepang menampilkan tema yang mungkin dianggap tabu di banyak budaya, festival ini telah menjadi platform penting untuk pendidikan dan kesadaran publik mengenai kesehatan seksual. Dengan pendekatan yang terbuka dan inklusif, festival ini berhasil mengubah topik yang mungkin dianggap sensitif menjadi perayaan yang mengedukasi dan menyenangkan.
Festival ini secara khusus membantu mendemistifikasi dan mendestigmatisasi aspek-aspek tertentu dari seksualitas dan kesehatan reproduksi, dan menyediakan kesempatan bagi publik untuk belajar lebih banyak dalam setting yang mendukung dan positif.
Selain itu, dengan menarik perhatian internasional, Kanamara Matsuri juga membantu mempromosikan dialog tentang pentingnya pendidikan seksual dan penerimaan sosial di seluruh dunia.
Oleh karena itu, membahas dan membagikan informasi tentang festival ini tidak hanya menarik dari segi budaya, tetapi juga penting dari segi edukasi dan sosial. Ini adalah contoh bagus dari bagaimana kegiatan budaya dapat digunakan untuk meningkatkan kesadaran dan mendukung tujuan kesehatan masyarakat yang lebih besar.
Festival Kanamara Matsuri di Jepang memiliki beberapa makna dan tujuan yang mendalam, melampaui aspek unik dan kontroversialnya:
Perlindungan terhadap penyakit: Tradisi festival ini bermula dari legenda lokal yang berhubungan dengan perlindungan terhadap penyakit. Dalam masa lalu, para pelacur berdoa di kuil Kanayama agar terlindungi dari penyakit kelamin. Dengan berjalannya waktu, festival ini juga menjadi simbol perlindungan yang lebih luas terhadap penyakit menular seksual, termasuk HIV/AIDS.
Kesuburan dan kelahiran, Festival ini juga dikaitkan dengan doa untuk kesuburan, kehamilan yang sehat, dan kelahiran yang lancar. Phallus, sebagai simbol kesuburan, dipuja dalam rangka mendapatkan berkah untuk reproduksi yang sukses.
Penerimaan dan inklusivitas, Festival Kanamara Matsuri mendukung kesadaran dan penerimaan terhadap berbagai aspek seksualitas, termasuk komunitas LGBTQ+. Dengan demikian, festival ini menjadi ajang inklusif yang mendorong toleransi dan pemahaman terhadap keragaman seksual dan gender.
Pendidikan seksual dan kesehatan, Acara ini juga berfungsi sebagai platform untuk pendidikan seksual publik, menyediakan informasi mengenai kesehatan seksual dan praktik seks yang aman, serta menggalang dana untuk penelitian terkait HIV/AIDS.
Pelestarian budaya dan pariwisata, Selain makna simbolisnya, Kanamara Matsuri juga menjadi daya tarik turis dan membantu melestarikan budaya lokal. Festival ini menarik ribuan pengunjung setiap tahun, yang datang untuk menyaksikan parade unik ini dan belajar tentang aspek-aspek budaya Jepang yang kurang dikenal.
Secara keseluruhan, Kanamara Matsuri adalah contoh bagaimana sebuah festival bisa memadukan elemen tradisional, spiritual, pendidikan, dan perayaan dalam satu kegiatan yang meriah dan penuh warna.
Apakah Turis Asing Bisa Mengikuti Festival Ini?
orang luar Jepang atau turis asing bisa dan sering mengikuti Festival Kanamara Matsuri. Festival ini telah menjadi populer di kalangan wisatawan internasional karena keunikan dan atmosfer yang meriahnya.
Banyak pengunjung dari berbagai belahan dunia datang ke Kawasaki untuk mengalami festival ini secara langsung, yang terkenal dengan parade phallus raksasa, barang-barang bertema unik, dan suasana pesta yang inklusif.
Festival ini juga mendukung pesan positif tentang kesehatan seksual dan penerimaan sosial, yang membuatnya menarik bagi berbagai latar belakang budaya. Turis asing sering terlibat dalam acara tersebut, menikmati aktivitas seperti mengambil foto, mencicipi makanan lokal, dan berpartisipasi dalam kegiatan yang tersedia.
Selain itu, Kanamara Matsuri menawarkan kesempatan untuk mempelajari lebih lanjut tentang aspek budaya Jepang yang lebih tidak konvensional dan untuk mendukung tujuan baik seperti penggalangan dana untuk penelitian HIV/AIDS.
Jadi, tidak hanya mereka bisa mengikuti, tapi juga dianjurkan untuk turut serta, mengingat festival ini mendorong kesadaran dan inklusivitas, menawarkan pengalaman yang berbeda dan mendidik tentang pentingnya kesehatan seksual dan toleransi budaya.
Festival Kanamara Matsuri memang lebih dari sekadar perayaan; ia adalah wadah penting untuk pendidikan dan promosi kesadaran sosial. Partisipasi dari turis asing menambah dimensi internasional ke festival ini, menunjukkan bagaimana budaya yang berbeda dapat bersatu dalam memahami dan menghormati tradisi serta nilai-nilai yang mungkin awalnya terasa asing.
Keterlibatan ini tidak hanya membantu dalam penggalangan dana untuk penelitian penting tetapi juga dalam memperluas pemahaman tentang keragaman budaya dan seksual. Dengan demikian, festival ini menjadi platform global untuk dialog antarbudaya yang mempromosikan nilai-nilai seperti inklusivitas, penerimaan, dan pendidikan kesehatan yang lebih baik.