Membludaknya Sampah Dibalik Fenomenalnya Kota Labuan Bajo

Membludaknya Sampah Dibalik Fenomenalnya Kota Labuan Bajo

Eastjourney-Labuan
Bajo menjadi kota yang dilirik oleh mata dunia saat ini. Bukan pepesan kosong,
Labuan Bajo memang memiliki keindahan yang luar biasa. Sebut saja Taman
Nasional Komodo (TNK) yang memiliki hewan langkah, pulau-pulau kecil yang unik hingga
pemandangan bawa laut yang katanya surga ikan Pari Manta.
Karena daya tarik tersebut, memantik wisatawan untuk
mengunjungi tempat ini. Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud)
Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) menunjukan wisatawan yang menginjakkan kaki di
tempat ini terus meningkat hingga tahun 2019. Tercatat pada periode 2015-2017,
hingga mencapai 207 persen.
Keindahan Labuan Bajo bahkan menarik perhatian orang
nomor satu Republik Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan mengunjungi
Labuan Bajo pada Juli lalu. Ia memantau secara langsung pengerjaan infrstruktur
di Labuan Bajo.
Jokowi mengharapkan Labuan Bajo dapat menjadi
destinasi wisata premium yang menarik minat turis mancanegara sehingga perlu ditata dengan baik. Jokowi  menekankan
pentingnya pembangunan infrastruktur untuk penataan kawasan wisata di Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Di tengah melejitnya nama Labuan Bajo seantero dunia
ternyata sampah juga turut melejit di kota ini. Wakil Bupati Manggarai Barat,
Maria Geong mengatakan produksi sampah di Labuan Bajo terus meningkat. Ia
membeberkan produksi sampah sudah mencapai 12,8 ton per hari.
Menurutnya fokus utama permasalahan sampah di  kota ini yakni pantai dan jalan reklamasi. Ia
menilai sampah tersebut dibuang oleh masyarakat dan pelaku usaha di sekitar
itu. Maria Geong mengklaim pihaknya sudah sering melaksanakan aksi kebersihan.
Dalam diskusi  coffee morning di Tree Top, Selasa 30 Juli 2019 lalu ia menjelaskan  meningkatnya produksi sampah di Labuan Bajo dikarenakan kesadaran masyarakat yang kurang.  Untuk itu perlu kerja sama semua pihak dengan pemerintah sehingga masalah ini segera tuntas.

Data yang dikeluarkan oleh Badan Lingkungan Hidup
Daerah (BLHD) Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) mengungkapkan luas Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) di Labuan Bajo tidak sepadan dengan sampah yang
dihasilkan per harinya. Ukuran TPA masih kecil sehingga sampah membeludak.
Dikatakan TPA di Labuan Bajo memiliki luas 25×90
meter persegi sementara dalam sehari Labuan Bajo menghasilkan sampah sebanyak
12,8 ton. Untuk itu pemerintah perlu turun tangan mengatasi persoalan ini.
Untuk menyelesaikan persoalan ini Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) turut turun tangan. KLHK direncanakan
bekerjasama dengan PT Pupuk Indonesia membenahi persoalan sampah tersebut.
Sementara itu, baru-baru ini Presiden Joko Widodo
(Jokowi) geram dengan sampah di beberapa destinasi wisata super pioritas
Indonesia. Jokowi bahkan meminta kementerian terkait menyelesaikan masalah
sampah yang bertebaran di destinasi wisata seperti Labuan Bajo hingga Danau
Toba.

Menurut Jokowi sampah harus diperhatikan dalam
mengelola pariwisata. Ia sangat prihatin dengan kondisi beberapa tujuan wisata
yang dinilai tercemar oleh sampah. Ia meminta agar masalah kebersihan tolong
dimulai kementerian terkait.
Urusan sampah, plastik, yang bertebaran di kawasan
wisata benar-benar bisa diselesaikan. Mungkin kita konsen dulu pada Labuan
Bajo, Mandalika, Toba, Manado (Bunaken), dan Borobudur. (Kompas, Tribun, Liputan6, Pos Kupang) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *