NTT merupakan daerah yang sangat berpotensi dalam beternak sapi. Pemerintah telah berupaya meningkatkan peternakan sapi terutama dalam menekan impor sapi. Sebagaimana dilansir Finance.com Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan tahun 2017 telah mengeluarkan rekomendasi impor sebanyak 496.430 ekor sapi bakalan. Sapi tersebut kemudian mengalami proses penggemukan di feedloterselama 3-4 bulan sebelum kemudian jadi sapi siap potong. Data Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, dari total rekomendasi yang sudah dikeluarkan untuk tahun ini, realisasi impor sapi bakalan oleh perusahaan feedloter baru mencapai 111.886 ekor per 18 Mei 2017.Dari total rekomendasi impor 496.430 ekor sapi yang dikeluarkan Kementan, sebanyak 469.040 ekor berasal dari Australia. Dan sisanya sebanyak 27.390 ekor merupakan rekomendasi impor untuk mendatangkan sapi dari Meksiko.
 |
Impor Sapi Australia |
Pemerintah harus terus menggencarkan program ternak sapi NTT dalam meningkatkan daya saing di pasar Internasional. Dalam menyambut program tersebut berbagai elemen harus bekerjasama. Alam NTT sangat berpotensi untuk beternak sapi karena terdiri atas stepa dan sabana. Selama Indonesia merdeka alam NTT ditelantarkan dan tidak ada komitmen untuk mengembangkan potensi ternak sapi ini. Untuk mengisi lumbung pangan nasional khususnya daging sapi program ini perlu didorong.  |
Ternak Sapi Modrn |
Program sapi harus benar-benar dikaji melalui riset. Pemerintah juga harus menyadari bahwa pola-pola tradisional dalam memelihara sapi harus mulai ditinggalkan. Pemerintah harus mendatangkan ahli dengan demikian daya saing potensi sapi semakin meningkat. Beternak sapi modrn yang melibatkan tekhnologi segera mulai dikembangkan. Bila benar-benar dijalankan dengan serius maka target ekspor sapi juga dapat dicapai.
Post Views: 146