polterabend tradisi memecahkan kramik di Jerman, sumber: livlifemag.com

Polterabend Tradisi Memecahkan Kramik Sebelum Nikah di Eropa


Eastjourneymagz.com–Polterabend merupakan tradisi pra-pernikahan yang populer di Jerman, Denmark, dan beberapa negara Eropa lainnya. Tradisi ini berlangsung pada malam sebelum pernikahan, di mana keluarga, teman, dan tetangga berkumpul untuk memecahkan barang-barang keramik seperti piring, cangkir, atau vas.

Pecahan-pecahan tersebut dipercaya membawa keberuntungan dan mengusir roh jahat yang mungkin mengganggu kehidupan rumah tangga pasangan. Suara pecahan menjadi simbol bahwa kehidupan pernikahan tak selalu mulus, namun dapat dihadapi bersama dengan kerja sama.

Tradisi ini tidak hanya menjadi ajang pesta, tetapi juga momen kebersamaan dan dukungan dari orang-orang terdekat sebelum pasangan memulai hidup baru.

Apa itu Tradisi Polterabend?

Polterabend merupakan tradisi pra-pernikahan yang populer di Jerman, Denmark, dan beberapa negara Eropa lainnya. Tradisi ini biasanya berlangsung pada malam sebelum pernikahan. Keluarga, teman, dan tetangga berkumpul untuk memecahkan barang-barang keramik seperti piring, cangkir, atau vas.

Pecahan-pecahan ini dipercaya membawa keberuntungan bagi pasangan yang akan menikah. Kata Polterabend berasal dari bahasa Jerman, “poltern” yang berarti berisik dan “Abend” yang berarti malam. Suasana meriah dengan sorakan dan tawa menjadi ciri khas tradisi ini.

Makna dan Filosofi di Baliknya

Tradisi Polterabend dengan memecahkan kramik/ foto writeups24.com

Tradisi ini tidak sekadar ajang pesta. Setiap pecahan keramik melambangkan keberuntungan dan pengusiran roh jahat yang mungkin mengganggu kehidupan rumah tangga pasangan. Selain itu, suara pecahan dianggap sebagai pengingat bahwa hidup berumah tangga akan penuh tantangan.

Pasangan yang akan menikah bertugas membersihkan pecahan-pecahan itu bersama. Proses ini mengajarkan pentingnya kerja sama dalam menghadapi masalah. Tradisi ini juga memperlihatkan bagaimana pasangan harus bahu-membahu menyelesaikan rintangan dalam kehidupan mereka kelak.

Bagaimana Polterabend Dilaksanakan?

Biasanya, acara dimulai dengan makan malam santai bersama keluarga dan teman. Setelah itu, para tamu mulai melemparkan barang-barang keramik ke tanah. Meskipun terdengar kacau, kegiatan ini terorganisir dengan baik.

Satu hal yang penting: kaca dilarang digunakan karena pecahan kaca melambangkan nasib buruk. Setelah keramik pecah berserakan, calon pengantin membersihkannya dengan sapu dan sekop. Meski terlihat sederhana, momen ini sering dipenuhi tawa, candaan, dan dukungan dari para tamu.

Perbedaan dengan Tradisi Lain

Berbeda dari pesta lajang di banyak budaya yang berfokus pada perayaan calon pengantin, Polterabend lebih menekankan kebersamaan dan dukungan sosial. Tidak ada pakaian khusus yang wajib dikenakan, dan suasananya lebih santai.

Siapa pun boleh datang, bahkan tetangga yang hanya sekadar ingin memberi doa restu. Tradisi ini menciptakan hubungan yang lebih erat antara pasangan dan lingkungan sosial mereka.

Mengapa Tradisi Ini Masih Bertahan?

Di era modern, banyak tradisi berubah atau ditinggalkan. Namun, Polterabend tetap lestari karena nilai kebersamaan yang kuat. Bukan hanya soal memecahkan keramik, tetapi juga tentang berkumpul, tertawa, dan saling mendukung.

Tradisi ini menunjukkan bahwa dalam pernikahan, dukungan dari orang-orang terdekat sangatlah penting. Selain itu, momen Polterabend sering menjadi kenangan berharga sebelum pasangan memulai hidup baru.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Uniknya Tradisi Lompat Bayi di Spanyol, Menegangkan!
Suku Korowai Next post Kisah Suku Korowai, Manusia Pohon yang Membangun Rumah di atas Pohon hingga Ketinggian 50-70 Meter