5 Fakta Pembubaran Diskusi Diaspora di Kemang Oleh Preman
Eastjourneymagz.com–Polda Metro Jaya baru-baru ini menangkap lima orang terkait pembubaran paksa sebuah acara diskusi yang digelar di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Sejumlah tokoh nasional menghadiri diskusi ini, namun dibubarkan oleh sekelompok massa yang tidak dikenal.
Mereka menilai acara tersebut berpotensi memecah belah persatuan dan diduga tidak memiliki izin resmi.
Insiden tersebut berujung pada aksi kekerasan dan perusakan, sementara polisi tengah mendalami motif serta keterlibatan pihak-pihak yang terlibat dalam peristiwa tersebut.
Berikut adalah Fakta Pembubaran Diskusi Diaspora di Kemang
1. Penangkapan dan Penetapan Tersangka
Polda Metro Jaya telah menangkap lima orang yang diduga terlibat dalam pembubaran paksa acara diskusi di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Dua dari lima pelaku, yakni FEK dan GW, telah ditetapkan sebagai tersangka.
Mereka berperan dalam pengkoordinasian dan pengrusakan acara, sementara tiga pelaku lainnya masih dalam penyelidikan lebih lanjut.
2. Kronologi Kejadian
Peristiwa ini bermula ketika kelompok masyarakat Diaspora mengadakan diskusi tentang isu kebangsaan dan kenegaraan pada Sabtu, 28 September 2024.
Beberapa tokoh seperti Refly Harun, Said Didu, Din Syamsuddin, dan lainnya menjadi narasumber.
Kelompok pembubaran menilai acara tersebut memecah belah persatuan dan diduga tidak memiliki izin, sehingga mereka menuntut pembubaran acara.
“Mereka melakukan aksi menuntut untuk membubarkan kegiatan diskusi yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat yang mengatasnamakan Diaspora dengan alasan tidak ada izin, memecah belah persatuan dan kesatuan dan sebagainya,” kata Wakapolda Metro Brigjen Djati Wiyoto Abadhy di Jakarta, Minggu (30/9/2024).
3. Aksi Ricuh dan Kerusakan
Polisi sempat melakukan negosiasi dengan kedua belah pihak dan menyarankan mempercepat diskusi.
Namun, sekelompok masyarakat berjumlah sekitar 10-15 orang berhasil menerobos masuk ke ruang diskusi melalui pintu belakang.
Mereka merusak spanduk, mencabut baliho, dan melakukan kekerasan terhadap petugas keamanan.
Hal ini terjadi karena petugas keamanan fokus menjaga pintu depan, sementara massa menyerang dari belakang.
“Karena petugas tidak seimbang, sehingga masa berhasil masuk ke dalam melakukan perusakan pencabutan baliho yang ada di dalam,” kata Djati.
4. Peran Kelima Terduga Pelaku
Kelima pelaku memiliki peran yang berbeda. FEK berperan sebagai koordinator, sementara GW diduga merusak properti di dalam gedung dan menganiaya petugas keamanan.
Tiga pelaku lainnya, JJ, LW, dan MDM, berperan dalam pembubaran acara dan merusak barang-barang di dalam gedung.
Saat ini, dua dari mereka sudah berstatus tersangka, sementara keterlibatan tiga lainnya masih dalam penyelidikan.
5. Motif dan Investigasi Lanjutan
Polda Metro Jaya masih melakukan penyelidikan mendalam terkait motif di balik aksi pembubaran ini dan mencari tahu siapa penggerak utama dari massa.
Penyidik akan melakukan screening dan profiling terhadap para pelaku untuk mengungkap latar belakang tindakan mereka serta memastikan pihak yang bertanggung jawab atas kerusuhan tersebut.
“Saat ini kita terus akan lakukan investigasi penyelidik motif latar belakang kenapa kok di kelompok ini datang ke sana. Kenapa kok ini dibubarkan siapa penggeraknya dan tentu akan kita mintai pertanggungjawaban,” tutup Djati.