Dugderan Festival Khas Kota Semarang Saat Dimulainya Buka Puasa


Dugderan Festival Khas Kota Semarang Saat Dimulainya Buka Puasa/Foto Google

Eastjourneymagz.comKota Semarang, Jawa Tengah menjadi idaman berbagai pelancong terutama karena keindahan alam dan budayanya. Salah satunya adalah Dugderan yang merupakan festival khas Kota Semarang.

Festival ini sangat seru dan selalu diadakan setiap tahun. Agar tidak ketinggalan lebih baik mengikuti acara ini dari dekat dengan memesan tiket jauh-jauh hari. Meluncur ke kota Semarang dan nikmati Festival
Dugderan.

Pertanda Buka Puasa

Dugderan diikuti oleh semua warga kota Semarang. Selain itu ada juga warga dari luar yang mengikuti Festival tersebut untuk menyaksikan secara langsung keseruan acara tersebut.

Festival ini menjadi acara tahunan dan ditunggu-tunggu oleh warga setempat. Dengan diadakannya acara ini menandakan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan telah dimulai.

Kalender festival khas kota Semarang ini memang harus bertepatan dengan buka puasa. Boleh dibilang, selain memiliki nilai sejarah Dugederan juga memiliki kandungan nilai-nilai religi.

Sudah Sejak Kolonial

Setelah ditelusuri sejarahnya ternyata Dugderan sudah ada sejak zaman kolonial atau masa penjajah. Tercatat bahwa acara ini bahkan sudah dimulai sejak tahun 1882.

Bupati R.M. Tumenggung Ario Purbaningrat adalah orang yang dikenal sebagai penggagas festival ini. Kegiatan itu biasanya dipusatkan di kawasan Masjid Agung Semarang atau di pusat kota lama Semarang.

Hingga saat ini festival Dugderan didukung penuh oleh pemerintah setempat. Biasanya dibuka langsung oleh Wali Kota Semarang.

Untuk lokasi festival ini berpindah-pindah setiap tahun di daerah Semarang. Biasanya di daerah kota termasuk di simpang lima hingga halaman Wali Kota.

Foto Tribun Jateng

Mercon dan Kembang Api

Kekhasan festival ini adalah adanya mercon dan kembang api terutama pada akhir acara. Nama dugderan juga ternyata merupakan onomatope dari suara badug dan letusan kembang api.

Kata Dug mengarah ke bunyi bedug saat Shalat maghrib. Sedangkan der, atau deran merujuk pada duara Marcon yang menggelegar.

Bedug itu dibunyikan 17 kali sementara mercon akan dibunyikan 7 kali. Jadi Dugderan berasal dari bedug dan kembang api yang menjadi sarana dalam acara tersebut.

Kirab Budaya

Acara ini diadakan berhati-hari dan tepatnya dimulai saat pemukulan bedug. Selanjutnya banyak sekali kegiatan yang dijalankan yakni pasar kaget, arak-arakan mobilan.

Yang paling ditunggu-tunggu adalah kirab budaya dugderan dimana saat itu kembang api dan mercon akan menjadi akhir yang sempurna dari Festival ini.

Festival ini diikuti oleh berbagai lapisan masyarakat. Setiap tahun acara ini dijalani dengan antusiasme yang tinggi dari warga setempat.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Wujudkan Polri Presisi, Samsat Cikokol Tunjukkan Melalui Pelayanan Prima
Next post Mata Air Panas Dalol di Etiopia, Tempat Terpanas di Dunia