
Doyan Ngopi Nguras Isi Dompet, Benarkah?
![]() |
Ilustrasi Ngopi/Foto google |
Eastjourneymagz.com—Siapa sih yang tidak suka Ngopi? Kalau tidak suka kopi, ya sudahlah. Ngopi merupakan kebiasaan yang asyik. Kegiatan menyeruput yang bikin ketagihan. Sekali seruput langsung melayang.
Kok bisa? Ya begitulah. Banyak kok yang bilang kalau gak ngopi gak bisa mikir. Kerja jadi mandek dan kepala puyeng. Begitu juga saat nongkrong, rasanya gak asik kalau tanpa Ngopi.
Saat bahan obrolannya udah banyak, rasanya begitu hambar tanpa kopi. Atau lebih gaul bercampur alayyy, “Ganteng doang, gak mau ngopi!” Wkwkwkwk.
Hmmm… Apalagi pecinta rokok atau kretek. Ngerokok tanpa Ngopi bagaikan istri yang ditinggalin suami. Ekstrim!!!
Ini kira-kira Khasiat Kopi bagi Tukang Ngopi
Kotak
Info (zat adiktif pada kopi)
Ilustrasi Kopi/foto google Dilansir Healthline, sama seperti zat adiktif lainnya kafein sangat mungkin menyebabkan kecanduan secara fisik, sebab konsumsi kafein yang rutin dan terus berlanjut bisa memicu perubahan kimiawi dalam otak.
Misalnya, sel-sel otak mungkin mulai menghasilkan lebih banyak reseptor adenosin sebagai cara untuk mengimbangi reseptor yang diblokir oleh kafein.
Pada gilirannya, jumlah reseptor yang lebih tinggi mengharuskan untuk mengonsumsi kafein dalam jumlah yang lebih tinggi untuk mencapai “perbaikan kafein” yang sama. Ini menjelaskan bagaimana peminum kopi biasa membangun toleransi dari waktu ke waktu.
Di sisi lain, secara tiba-tiba menghentikan kafein meninggalkan otak dengan banyak reseptor bebas untuk mengikat adenosin.
Ini dapat menghasilkan perasaan lelah yang kuat dan dianggap sebagai alasan utama di balik gejala penarikan kafein yang sering muncul karena menjadi kalkun dingin.
Sementara konsumsi kafein setiap hari menciptakan kecanduan fisik, tindakan minum kopi secara teratur dapat memicu kecanduan perilaku.
Tidak seperti kecanduan fisik, kecanduan perilaku mungkin tidak disebabkan oleh asupan kafein itu sendiri.
Sebaliknya, lingkungan sosial tempat kopi dikonsumsi dan perasaan yang menyertai konsumsinya adalah yang mendorong untuk minum secangkir lagi.
Meski begitu, masih belum jelas seberapa besar peran aspek perilaku ini dalam kecanduan kafein. Diperlukan lebih banyak penelitian.
Sumber: Healtline
Kopi Bisa Begal Isi Dompet
Kopi nyatanya bikin seger. Itu udah diakui oleh banyak orang. Tapi gimana ceritanya kalau kopi itu bisa begalin dompet.
Minum kopi merupakan kebiasaan sehari-hari. Meski tanpa dirasa, kebiasaan meminum kopi merupakan bagian dari pengeluaran tidak terduga.
Peminum kopi pada dasarnya merasakan itu biasa-biasa saja. Karena merasa pengeluaran untuk membeli kopi tidaklah seberapa. Akibatnya membeli kopi berkali-kali lipat dalam sehari tidak dihitung sebagai beban pengeluaran dan dianggap hal yang lumrah.
Mari Mengandai-Andai Berlebihan
Bayangin aj, minum kopi dengan harga Rp. 3000 dengan jumlah 3 kali sehari maka bisa Rp. 9.000 sehari atau 30 x 9.000= 270.000 sebulan. (Berlebihan juga ya ngitung-ngitung begini)
Tapi biasanya yang nyandu kopi bisa lebih dari tiga gelas sehari. Ada yang 6 gelas bahkan 9 gelas sehari. Wahh…itu baru kategori kopi murah.
Belum kopi yang harganya Rp. 15.000 sehari. 15.000×30= Rp.450.000 (untuk hanya segelas sehari). Ini seharga tiket berlibur ke Yogyakarta.
Nah, enam bulan gak Ngopi bisa dapat tiket PP ke Singapura. Kok bisa?
Ya begitulah. Belum lagi ditambah yang lain sebagai teman ngopi. Ada rokok, gorengan, roti dan berbagai manisan. Bukan naif si tapi kalau dihitung-hitung ya bisa juga membegal isi dompet.