Pemerintah Perlu Mendorong Stakeholder di Sektor Wisata untuk Terus Tingkatkan Trust Wisatawan
Eastjourneymagz.com– Virus Corona masih mengkhwatirkan mempengaruhi seluruh lini kehidupan di tanah air. Covid 19 setiap harinyanya terus menyerang masyarakat Indonesia. Data terakhir (Senin 29/6/2020) menunjukkan pasien covid 19 yang positif sejumlah 55.092, Sembuh 23.800 dan meninggal 2.805. Update penambahan pasien baru terakhir sekitar 1.082 kasus.
Sektor wisata menjadi salah satu yang mendapat imbas dari covid 19. Penurunan angka wisatawan baik dalam maupun luar negeri menjadi salah satu pemicu.
Penurunan angka wisatawan seiring dengan kebijakan pemerintah melalui protokol covid 19 yang mulai memberlakukan penutupan tempat umum, instansi pemerintah, kantor-kantor sewasta, bahkan bandar udara.
Tempat-tempat wisata mendapat efek domino dengan ditutupnya berbagai destinasi di tanah air. Hotel, restoran dan kafe juga banyak yang ditutup untuk mengurangi penyebaran covid 19.
Karyawan atau pegawai di sektor wisata mendapat imbas. Banyak dari mereka yang terpaksa dirumahkan atau di PHK. Glombang PHK dalam sektor wisata ini juga menyumbang sebagian besar PHK masal di masa Pandemi ini.
Pengusaha di sektor wisata kebingungan mengingat wisata Indonesia sedang naik daun dan sedang gencar dipromosi. Pendapatan di sektor wisata bahkan menurun hingga berada di angka mines.
Anka kerugian ini mencapai US$1,5 miliar atau setara Rp21 triliun. Penurunan ini akibat pandemi Covid-19 pada Januari yang lalu. Ditambah lagi menurunnya angka wisatawan dari China yang biasa menyumbang hingga US$1,1 miliar. Sementara itu kunjungan dari negara lain di luar China sekitar  US$400 juta.
Pada Akhir April yang lalu sosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengumumkan pengunjung hotel kurang dari setengah pada waktu sebelum covid 19. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi B Sejak pandemi tersebut merebak, tingkat hunian kamar hotel atau okupansi hotel klasifikasi bintang rata-rata hanya menembus 49,2 persen,” kata
Akibat Covid 19 berbagai destinasi di tanah air paling merasakan penurunan jumlah pengunjung. Terdapat lebih dari setengah dari seluruh tempat wisata di Indonesia ditutup.
Daerah-daerah tujuan pariwisata yang paling merasakan jumlah wisatawan yaitu Manado, Bali, dan Batam. Sementara itu data Kemenparekraf menunjukkan hingga pekan kedua April, mencatat sebanyak 180 destinasi dan 232 desa wisata di Indonesia ditutup.
Mengembalikan Trust
Indonesia adalah salah satu negara yang diragukan tidak mampu menghadapi masa pandemi ini oleh beberapa negara. Meski demikian Indonesia sebagai negara yang besar terus menunjukan kerja besarnya. Terbukti dan teruji bahwa negara ini terus bertahan dalam kondisi yang sulit.
Kembali pada sektor pariwisata, hal ini yang perlu ditanamkan pada setiap stakeholder pariwisata. Maka terus membangkitkan spirit menjadi energi yang lebih dalam menghadapi kelesuhan sektor wisata di tengah pandemi.
Spirit ini mungkin saja tidak secara langsung menyembuhkan dari covid 19 karena itu adalah tugas dokter dan sains. Akan tetapi spirit ini akan membuat setiap stakeholder bahu membahu menjalankan protokoler yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Tentu saja jika ini dijalankan sungguh-sungguh maka bisa mencegah penyebaran covid 19.
Di sisi lain upaya menerapkan protokoler dengan ketat akan membawa energi dan animo yang positif bagi sektor wisata. Ketika protokoler dijalankan sungguh-sungguh akan mengembalikan kepercayaan wisatawan yang berkunjung ke tanah air.
Sebaliknya, jika terdapat kelonggaran dan satu saja pasien yang terpapar di lokasi wisata akan berdampak pada menurunnya kepercayaan wisatawan. Hal ini tentu saja merepotkan seluruh di industri wisata.
Baru-baru ini pemerintah merilis KMK Nomor HK.01.07/Menkes/382/2020 tentang Protokol Kesehatan Bagi Masyarakat di Tempat dan Fasilitas Umum dalam Rangka Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). KMK ini akan mengatur seluruh aktivitas di daerah wisata baik pemangku kepentingan, pelaku wisata, wisatawan hingga karyawan-karyawan di tempat wisata.
Kehadiran KMK ini mesti dimanfaatkan dengan baik oleh stakeholder di industri pariwisata. Melalui KMK ini menjadi kompas untuk bisa mengembalikan trust wisatawan di sektor wisata. Ini juga menjadi pemulih kelesuan di sektor wisata yang pincang selama masa covid 19 ini.
Di sisi lain setiap stakeholder tetap waspada meskipun menggunakan KMK ini di lapangan. Hal yang paling utama adalah tetap mengutamakan cleanliness, health and safety (CHS) sehingga pengunjung nyaman masuk ke setiap destinasi di Indonesia.