Kisah Inspiratif Penulis Harry Potter, J.K. Rowling yang Sempat Hidup Melarat


J.K. Rowling sempat alami pengangguran…. ditolak oleh delapan penerbit, menganggap naskah yang dibuatnya terlalu panjang dan tidak cocok untuk anak-anak.

Eastjourneymagz.com—Siapa yang tidak kenal dengan novel Harry Potter? Novel ini telah terjual lebih dari 500 juta buku dan telah diterjemahkan ke 80 bahasa.

Buku ini juga telah diangkat dalam film dan diproduksi berturut-turut delapan kali mulai tahun 2002 hingga 2011.

Dibalik spektakuler dan terkenalnya buku ini ternyata memiliki kisah yang menyedihkan sekaligus inspiratif dari penulisnya Joanne Kathleen Rowling atau J.K. Rowling.

Perempuan asal Inggris yang begitu piawai menulis petualangan seorang penyihir remaja bernama Harry Potter dan sahabatnya ini ternyata harus melewati banyak hambatan.

Suka Menulis Sejak Kecil

J.K. Rowling, sang penulis jenius lahir di Yate, Gloucestershire Utara, Inggris, 31 Juli 1965. Ia bukan lahir dari keluarga terpandang melainkan dari keluarga sederhana.

Masa kecilnya tidak terlalu bahagia. Ia memiliki seorang ibu yang didiagnosa menderita Skeloris merupakan penyakit dengan gangguan saraf pada otak, mata dan tulang belakang. Sementara itu Rowling kecil ternyata tidak terlalu dekat dengan ayahnya.

Meski lahir dari keluarga sederhana namun tidak pernah membuat dirinya menjadi minder. Talenta menulis dalam dirinya terus bertumbuh sejak ia masih kecil.

Rowling bahkan benar-benar menekuni dunia menulis dan juga suka membaca buku sehingga menambah wawasannya. Hal itu terbukti dengan karya pertamanya yang ditulis pada usia 6 tahun dengan judul, Rabbit.

Sejak saat itu ia bertekad untuk menjadi penulis. Bahkan ia pantang menyerah dan terus mengembangkan talentanya itu untuk menjadi seorang penulis yang hebat.

Karena mintanya ia lantas melanjutkan pendidikan di Universitas Exeter dan mengambil gelar di bidang Bahasa Prancis dan juga karya sastra Klasik. Saat remajapun ia pun melaluinya dengan sulit, dimana ia tinggal di sebuah cottage sederhana di Gloucestershire.

J.K. Rowling bersama beberapa aktor film Harry Potter.

Terus Alami Kesulitan

Rowling terus bertumbuh dewasa dan menjadi gadis yang cantik. Namun menginjak usianya yang ke 25 tahun, ia harus merelakan kepergian ibunya. Ia sangat sebab ia sangat mencintai sang ibu.

Ia bahkan sangat depresi dengan kematian ibunya tersebut. Lalu setelah itu ia memutuskan untuk meninggalkan Inggris dan terbang ke Portugal. Di sana ia ingin menjalani kehidupan baru termasuk untuk
menyembunyikan kesedihannya.

Di sana J.K. Rowling bekerja sebagai Guru Bahasa Inggris. Ia sangat menyukai pekerjaan tersebut, hingga akhirnya ia bertemu dengan seorang pria idamannya.  Pria tersebut adalah jurnalis televisi, Jorge Arantes.

Mereka akhirnya memutuskan untuk menikah pada tahun 1992. Dari pernikahan tersebut mereka dikaruniai seorang putri yang diberi nama Jessica.

Namun rumah tangga mereka tidak bertahan lama. Keduanya memutuskan bercerai karena suaminya sering melakukan KDRT. Selain itu suami Rowling juga mengusirnya dari rumah.

Ia kemudian memilih untuk meninggalkan Portugal bersama putrinya untuk kembali ke kampung halamannya di Inggris. Di sana hidupnya bertambah parah. Ia sempat mengalami pengangguran dan mengandalkan tunjangan dari pemerintah yang tidak seberapa.

Makin hari kondisinya terus memburuk terutama karena ia yang malu, merasa gagal dan sangat depresi. Rowling merasa gagal dalam pekerjaan dan juga rumah tangganya, ditambah lagi pengalaman kematian ibunya yang ia sayangi.

Ia berada pada titik dimana merasakan bahwa dirinya sudah tidak berguna lagi. Ia juga sempat ingin mengakhiri hidupnya karena sudah tidak tahan lagi dengan tekanan hidup yang ia alami itu.

Menulis Harry Potter

Meski dalam kondisi seperti itu, ia tetap mencari secercah harapan untuk ke luar dari persoalan tersebut. Bahkan ia tetap menulis idenya tentang Harry Potter dalam keadaan seperti itu. Sebab ide tersebut
didapatkannya bahkan sebelum ia menikah.

Tepatnya pada tahun 1990 di tengah hiruk pikuk di dalam kereta yang sesak dari Manchester ke London, ide tentang Harry Potter jatuh ke kepalanya. Di dalam website-nya ia menulis pengalamannya mendapatkan ide tersebut.

J.K Rowling menulis Harry Potter

“Saya telah menulis hampir tanpa jeda sejak umur enam tahun tetapi sebelumnya saya tidak pernah merasa begitu bergairah akan suatu gagasan. Saya hanya duduk dan berpikir, selama empat jam (menunggu keterlambatan kereta api), dan semua detail bermunculan di otak saya, dan anak laki-laki kurus berambut hitam dan berkacamata yang tidak menyadari bahwa ia adalah seorang penyihir semakin lama semakin nyata bagi saya,” tulisnya.

Rowling menulis buku tersebut dengan proses yang begitu lama yakni menghabiskan waktu hingga 5 tahun. Tidak hanya itu ia telah merevisinya 15 kali untuk membuat buku tersebut menarik pembaca dan tentu juga penerbit.

Hingga pada tahun 1995, ia pecah telur dengan selesainya naskah pertama. Untuk menerbitkan buku itu tentu saja tidak muda. Apalagi Rowling adalah seorang penulis perdana yang tentu saja belum dikenal
oleh penerbit dan menjadi pertimbangan penerbit.

Ia mengirimkan naskah tersebut pada beberapa agen penerbit. Awal yang menggetarkan karena ia ditolak oleh delapan penerbit. Penerbit berdalih bahwa naskah yang dibuatnya terlalu panjang dan tidak cocok untuk anak-anak.

Saat itu, ia didukung oleh adiknya Dianne sehingga ia memiliki kekuatan untuk terus melanjutkan penerbitan karyanya itu. Hingga akhirnya berkat tetesan peluhnya itu, perjuangannya membuahkan hasil.

Penerbit Bloomsbury membawakan kabar gembira padanya bahwa naskah Harry Potter and the Philosopher’s Stone diterbitkan. Tepat pada pada tanggal 30 Juni 1997 karyanya itu diterbitkan. Penerbit itu pula yang menerbitkan semua buku-buku Harry Potter di Britania Raya.

Berita baik juga dikabarkan setahun kemudian. Karya wanita berambut pirang ini diterbitkan di Amerika Serikat pada 1 September 1998 oleh Scholastic, yang menerbitkannya dengan judul Harry Potter and the
Sorcerer’s Stone.

Beberapa bulan setelah diterbitkan di Inggris sejak penerbitan pertama kali mendapat banjir orderan bahkan membuat pihak penerbit kewalahan. Buku tersebut diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa dan juga banjir orderan di negara-negara lain yang memiliki bahasa yang berbeda.

Rowling akhirnya sukses dan terus menuliskan bukunya yang disambut hangat. Total ada 7 buku dalam serial yang ia buat dan diangkat menjadi film dengan 8 seri dari 2002 hingga 2012.

Novelnya laku keras dan terjual lebih dari 500 juta buku dan telah diterjemahkan ke 80 bahasa. Karyanya mendapatkan berbagai penghargaan dan tentu saja membawanya sebagai salah satu penulis terkaya di
dunia.

Dilansir dari New York Times, diperkirakan wanita ini mempunyai harta sebesar $1.2 miliar atau sekitar Rp17,7 triliun pada 2016. Pada tahun 2020 Forbes menobatkannya sebagai penusli perempuan terkaya.

Wanita 55 tahun itu kini hidup bahagia setelah melalui perjuangannya yang begitu sengit. Ia juga telah menikah pada 2001 lalu dengan seorang pakar medis, Neil Murray. Mereka juga dikarunia anak dan mereka hidup bahagia hingga saat ini.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

kamera handphone yang buram dapat diatasi Previous post Tips Atasi Kamera HP yang Buram yang Manjur
Next post Uji Nyali, Ini Beberapa Permainan Memanggil Arwah atau Hantu