
Coober Pedy, Kota Bawa Tanah di Australia yang Memiliki Fasilitas yang Lengkap
Eastjourneymagz.com—Bagaimana rasanya tinggal di bawa tanah? Hanya warga kota Coober Pedi yang bisa menjawabnya. Kota bawa tanah ini terletak di Australia Selatan. lebih dari 1.000 mil (sekitar 1.609 km) dari Canberra, ibu kota negaranya.
Tinggal di bawa tanah memang bukanlah hal yang lumrah di dunia ini. Toh masih banyak tanah yang kosong di permukaan. Akan tetapi warga Cooper Pedy hidup dengan nyaman dan santai di kota yang disebut sebagai ibukota opal dunia.
Mereka bisa menikmati roti dan ikan bakar setiap hari. Selain itu mereka juga memakan soup dari sayuran yang segar. Meminum jus dari buah-buahan yang ranum. Mereka hidup normal.
Di sana juga terdapat berbagai fasilitas umum seperti perpustakaan, museum, tempat ibadah, hotel, tempat olahraga hingga pemukiman warga. Mereka melakukan semuanya di dalam tanah.
Lalu mengapa mereka memilih hidup dalam ruang di bawa tanah? Daerah ini memiliki suhu yang sangat ekstrim. Udaranya begitu panas membuat gerah dan tidak betah.
Apalagi saat musim panas tiba, suhu sekitar wilayah ini mencapai 120 derajat Fahrenheit (48 derajat Celsius). Suhu yang panas itu tentu saja membuat para penduduk lokal cemas. Pengunjung juga memberikan keluhan soal cuaca ekstrim ketika datang ke tempat ini.

Mereka tidak tahan dengan terik matahari yang selalu membakar mereka tiap hari. Sesekali mereka berharap pada embun dan juga hujan yang mungkin bisa membantu. Akan tetapi curah hujan sangat sedikit membuat harapan mereka pupus.
Bukan saja soal curah hujan, Coober Pedy juga krisis air. Daerah ini memang sangat gersang dan memiliki iklim yang kering. Laporan ABC News mengungkapkan “Coober Pedy mengambil air dari Great Artesian Basin yang terletak sekitar 15 mil (24 km) dari kota.”
Suasana itulah kemudian mereka menyulap lorong-lorong bekas tambang di bawah tanah menjadi perumahan-perumahan yang megah dengan
fasilitas-fasilitas yang memadai.
Coober Pedy Kaya akan Batu Permata
Darah ini sebenarnya merupakan wilayah yang kaya akan batu permata. Kota Coober Pedy memiliki lebih dari 70 lahan pertambangan batu permata terbesar di dunia. Kota ini dijadikan sebagai kota penyuplai batu
permata.
Karena itulah maka kota ini dijuluki ‘Opal Capital of The World’ atau ‘Kota Penghasil Batu Permata’.

Aktivitas penambangan di daerah ini dimulai oleh seorang anak bernama Willie Hutchison dengan ayahnya sekitar tahun 1915. Keduanya mulai menggali di wilayah itu dan menemukan Opal atau batu permata dengan macam warna yang indah di setiap dinding.
Melihat batu permata tersebut, mereka kemudian memutuskan untuk terus menggali dan menembus tanah serta membentuk lorong-lorong bawa tanah.
Mulai saat itulah kota Coober Pedy mulai terbentuk dan kota ini menjadi kota bawah tanah yang unik. Meski tempat ini adalah lokasi pertambangan namun ruangannya diberi ventilasi untuk menjaga suhu agar tetap
teratur.