Buku: Bumi Manusia, Sebuah Perlawanan dengan Pena


Buku Bumi manusia adalah karya tetralogi Pramoedya Ananta Toer yang merupakan sebuah perlawanan melalui tokoh Minke.

Eastjourneymagz.com—Karya sastrawan pesohor Pramoedya Ananta Toer mempunyai karakteristik sendiri. Karena itu karya-karyanya sangat istimewah.

Saking istimewahnya sampai pernah dilarang beredar. Melalui Tetralogi Pulau Buru, ia melawan dengan pena. Ia menghasilkan empat empat novel yang membahas roman sejarah Indonesia pra kemerdekaan.

Karya-karya-karya Pram ini sangat direkomendasikan untuk dibaca terutama untuk mengisi waktu senggang.

Bumi Manusia

Karya ini merupakan jilid pertama Tetralogi Pulau Buru. Karya ini bahkan sudah diadaptasi menjadi film oleh Sutradara Hanung Bramantyo.

Jadi pembaca sangat beruntung, tidak hanya membaca karyanya tapi juga menonton melalui film.

Pramoedya Ananta Toer penulis buku Bumi Manusia

Bumi Manusia berlatar awal abad ke-19 dan abad ke-20. Pada zaman itu kolonialisme terjadi dan penindasan terhadap warga Hindia Belanda atau Indonesia. Melalui pergulatan toko Minke yang merupakan pantulan “manusia Indonesia” di zaman kolonial.

Minke adalah pemuda yang berasal dari Jawa berdarah biru atau ningrat. Digambarkan pemuda itu sangat cerdas. Ia adalah anak dari seorang bupati yang bersekolah di Hogere Burger School (H.B.S) Surabaya. Di sekolah itu kegiatan menulis menjadi sangat penting.

Di sekolah itu juga Minke memperoleh namanya dari gurunya. Nama itu ternyata berasal dari kata monkey atau monyet. Di sekolah yang terbatas hanya kalangan tertentu tersebut ia belajar banyak hal.

Minke tumbuh menjadi pemuda pribumi yang cerdas, revolusioner, kritis dan pandai menulis. Ia mengirimkan tulisan-tulisannya ke surat kabar. Melalui penanya ia menentang ketidakadilan.

Melalui Bumi Manusia Pram ingin menggambarkan kondisi zaman itu. Di mana pribumi tertindas dan menderita di bumi mereka sendiri. Secara sosial terjadi gap yang melebar jauh antara pribumi dan non-pribumi.

Pribumi adalah golongan bawa dan rendah dalam strata sosial. Konflik sosial terjadi seperti perbudakan, pergundikan, perampasan tanah dan kerja paksa. Minke hadir untuk melawan semua itu melalui penanya.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Lebih Dekat Dengan Lumba-Lumba, Ini Harga Tiket dan Cara ke Pantai Lovina
Next post Ini Cara ke Nusa Penida Bali, Pulau yang Diburu Pelancong dari Berbagai Belahan Dunia