Omed Omedan Tradisi Ciuman Beramai-Ramai di Bali
Eastjourneymagz.com–Bagi masyarakat Indonesia ciuman di depan umum merupakan sesuatu yang tabu. Hal ini tentu saja berbeda dengan orang-orang Eropa atau Amerika yang sudah terbiasa
dengan ciuman di depan umum.
Di Indonesia ternyata ada juga tradisi ciuman di depan umum. Tidak tanggung-tanggung tradisi ciuman ini bahkan dilakukan beramai-ramai oleh dua kelompok (pria dan wanita).
Tradisi ini adalah Omed omedan yang sedah berlangsung sejak abad ke-17 dan merupakan warisan turun-temurun oleh masyarakat Bali. Tradisi ini melibatkan anak remaja dengan usia 17-30 tahun. Mereka melakukannya dengan ramai dan tampak seru.
Baca Juga: Uniknya Tradisi Lompat Bayi di Spanyol, Menegangkan!Â
Menonton Omed omed memang sangat menghibur dan membuat peserta dan masyarakat yang menyaksikannya tertawa terpingkal-pingkal. Ini bukan soal ciuman atau pelukan gratis atau bahkan soal nafsu Birahi.
Omed omed adalah tradisi yang yang merawat kebersamaan yang dirayakan dari turun-temurun. Dalam acara ini para peserta dan masyarakat yang menyaksikan akan merasakan persaudaraan dan kekeluargaan yang begitu tinggi.
Arti omed-omed adalah tarik menarik. Maka saat pelaksananya para peserta akan tarik menarik yakni antara remaja pria dan wanita.
Meski demikian tradisi ini berlangsung serampangan. Biasanya masyarakat bali menggelar gelaran omed omedan sehari setelah upacara Nyepi.
Bagaimana Berlangsung Omed Omedan?
Para pria dan wanita yang masih single akan berkumpul di suatu tempat, berjumlah hingga ratusan. Mereka akan berhadap-hadapan.
Seorang sesepu yang bertugas memberi aba-aba agar kedua kelompok saling mendekat. Sementara itu musik gamelan akan dimainkan membuat suasana menjadi semakin menggairahkan.
Ketika mereka sudah semakin mendekat maka akan saling gelut (peluk), kemudian diman (Ciuman), saling tarik menarik (ngedengin) dan menyiram dengan air. Mereka akan melakukannya berulang-ulang hingga acara itu selesai.
Konon, tradisi ini berasal dari warga Kerajaan Puri Oka yang terletak di Denpasar Selatan. Para warga membuat sebuah permainan tarik menarik (omed-omed). Karena semakin seru maka membuat peserta yang
terlibat berpelukan.
Baca Juga:Suku Bajau yang Dapat Bertahan Lama di dalam Air, ini Alasannya
Kala itu sang Raja Puri Oka merasa terusik dengan suara bising dari masyarakat setempat. Padahal sang raja sedang mengalami sakit sehingga menimbulkan murka dari sang raja.
Sang raja ke luar dari rumahnya dan berniat mengusiri warga yang menjadi penyebab kebisingan tersebut. Ia memaksakan diri ke luar dari rumah meski dalam keadaan sakit.
Saat sampai di luar rumah dan ingin menghampiri warga tersebut, betapa kagetnya sang raja sebab rasa sakit yang menimpanya tiba-tiba hilang. Sang raja senang dan berpikir bahwa warga yang melakukan omed-omed menjadi penyebab kesembuhannya.
Karena itu Sang Raja mengumumkan agar menjalankan tradisi omed-omed setiap tahun. Untuk itu, tradisi berciuman di depan umum tersebut dilakukan hingga saat ini dan diwariskan turun temurun.
Untuk mengikuti tradisi ini dapat disaksikan langsung di desa Sesetan, Bali. Acaranya dijalankan setiap tahun sehari setelah hari raya Nyepi berlangsung.
Artikel Pilihan
- Delapan Film yang Berlatar Belakang Alam NTT yang Booming di Bioskop
- Ini Deretan Perempuan Istana yang Mengenakan Kain Tenun Manggarai