Uskup Agung Samarinda Buka Rekpol Vox Point Indonesia


Eastjourneymagz.com–Organisasi Katolik Vox Populi Institute Indonesia atau Vox Point Indonesia melaksanakan Rekoleksi Politik (Rekpol) Tahap 1 Angkatan 9 yang dimulai sejak Jumat hingga Minggu (13-15) November 2020. Rekoleksi politik ini dibuka secara resmi oleh Uskup Agung Samarinda Mgr. Yustinus Harjosusanto, M.S.F.

Dalam kesempatan tersebut Uskup Harjo begitu akrab disapa mengungkapkan dirinya gembira sebagai hierarki karena peserta rekoleksi tersebut sangat tertarik dengan politik. Menurutnya saat ini banyak sekali umat Katolik yang menghindari berurusan dengan politik.
Baca Juga: Ini Deretan 6 Penyanyi Asal NTT yang Mengguncang Industri Musik Tanah Air  
“Saya merasa gembira sebagai hierarki, di sini saya menempatkan diri sebagai salah satu uskup di Indonesia, gembira karena anda tertarik pada  dunia politik. Mengapa ini menggembirakan, karena politik sering tidak menarik. Banyak orang Katolik tidak tertarik dalam dunia politik,” kata Uskup Harjo.

Padahal kata Uskup kelahiran Serumbung, Magelang 5 September 1953 ini, politik merupakan bagian dari bidang yang mestinya dimasuki oleh awam Katolik. Oleh karena itu, kata dia, kaderisasi politik termasuk seperti kegiatan Rekoleksi Politik sangat penting.

“Karena selain kita agak terlambat, tapi tidak masalah, tapi bagi kita yang sekarang ini, mengadakan (kaderisasi). Dasarnya bukan soal tertarik di bidang politik tetapi berangkat dari iman kita bahwa kita sebagai pengikut Kristus itu ingin beserta dengan seluruh umat dan masyarakat bersama Kristus mewujudkan keselamatan di dunia ini menuju pada keselamatan kekal,” bebernya.

“Maka ini menjadi sangat penting bahwa kita ikut ambil bagian di dalam proyek Tuhan yaitu menyelamatkan manusia secara utuh. Bukan hanya rohani tapi juga ketika kita hidup di dunia ini dan salah satu bagian penting itu adalah bidang politik ini,” imbuhnya.

Ia menyoroti juga sebagai Kader Katolik dalam perannya harus menjadi garam dan terang dunia (Matius 5:13-14). Salah satu yang perlu digarami dan diterangi justru di dalam bidang politik.

Hal ini menjadi sangat strategis karena kita bisa berkontribusi dalam mewujudkan karya keselamatan itu secara utuh baik jiwa dan raga untuk kesejahteraan masyarakat.

Ia menambahkan dalam konteks hidup berbangsa san bernegara maka semboyan Seratus Persen Indonesia, Seratus Persen Katolik mesti diwujudkan. Dalam berpolitik harus berlandaskan iman Katolik.

“Memang bidang ini bidang kaum awam, oleh karena itu awam yang harus mengurusi hal-hal seperti ini supaya dunia berkembang seturut kehendak Allah seturut Injil,” kata dia.

Sementara itu Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisedjati menjelaskan Vox Point Indonesia merupakan organisasi yang memiliki keprihatinan dan perhatian khusus terhadap kader Katolik. Rekoleksi Politik diselenggarakan dengan bertujuan memberikan pembekalan kepada kader-kader Katolik terutama para Voxian.

“Sasaran Rekoleksi Politik ini adalah warga Katolik baik kaum muda maupun dewasa, yang aktif dalam dunia politik maupun birokrasi pemerintahan di pusat dan daerah, dunia usaha, akademisi, maupun civil society,” kata dia.

Selain itu dengan Rekoleksi Politik ini peserta tidak akan alergi dengan politik. Sebaliknya menyadari sebagai sebuah panggilan atau menjadi medan kerasulan awam katolik sebagaimana ditegaskan Magisterium Gereja yakni Sri Paus Yohanes Paulus II dalam Ensiklik Christi Fideles Laici.

“Ensiklik itu memerintahkan agar kaum muda atau siapapun yang memiliki bakat dan kemauan di bidang politik, wajib didampingi atau diberi pembekalan untuk memahami makna politik, memiliki keteguhan spiritualitas dan Integritas diri serta siap memberikan darma baktinya untuk Gereja dan Bangsa,” tuturnya.
Baca Juga: Makna Lagu Ende Tenang Kole Chelsea Ndagung yang Bikin Air Mata Meleleh
Ia menambahkan Rekpol telah berlangsung secara bertahap yakni tahap 1 sembilan angkatan dan tahap 2 empat angkatan. Menurutnya Rekoleksi kali ini berbeda dengan tahap sebelumnya karena dijalankan di tengah pandemi Corona (Covid-19).

“Kali ini Rekpol dijalankan secara daring dimana para peserta terlibat melalui Zoom. Covid-19 telah membatasi segalanya namun dengan penuh semangat peserta dapat menjalankan sesuai dengan harapan,” kata dia.

Sementara itu Wakil Ketua Umum Bidang Kaderisasi Vox Point Indonesia, Monica K. Joseph menjelaskan Rekpol Tahap 1 Angkatan 9 Vox Point Indonesia telah dijalankan dengan lancar. Monika membeberkan kegiatan ini ternyata mendapat respon yang baik dari para peserta. Hal itu terbukti dengan aktifnya para peserta dalam seluruh rangkaian kegiatan ini.

“Yang mendaftar dalam kegiatan ini lebih dari 100 orang. Meskipun dijalankan secara daring, kegiatan berlangsung dengan lancar terbukti dengan tidak berkurangnya para peserta setiap sesi,” kata Monic.

Ia menambahkan antusiasme para peserta juga karena para pembicara yang sangat mumpuni di dalam bidangnya. Ia mengaku pihaknya mengundang pembicara mulai dari rohaniwan, akademisi hingga pengamat politik yang telah malang melintang di bidangnya masing-masing.

“Materi yang disajikan oleh para Narasumber yang kompeten sangat memberikan pencerahan dan pengetahuan kepada para peserta. Hal tersebut terlihat dari animo peserta yang dengan antusias menanggapi seluruh Narasumber,” bebernya.

Monic mengharapkan dengan terlaksananya Rekoleksi Politik oleh Bidang Kaderisasi Vox Point Indonesia akan membawa manfaat besar baik untuk peserta maupun untuk Gereja dan bangsa. “Semoga dengan Rekpol ini peserta tidak alergi lagi dengan politik melainkan terlibat langsung di dalam masyarakat di mana saja mereka berkarya,” harap Monic.

Adapun narasumber adalah Ketua Umum Vox Point Indonesia Yohanes Handojo Budhisejati, Gories Lewoleba (Jubir dan Dewan Pakar Vox Point Indonesia), Romo Rofinus Neto Wuli (Pastor Moderator Dewan Pimpinan Nasional Vox Point Indonesia), Paulus Krissantono (Tokoh Katolik Senior), Prof. AB Susanto (Dewan Pengawas Vox Point Indonesia).

Kemudian Romo Paulus Christian Siswantoko, Pr (Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam KWI), Eduard Lemanto (Pengamat Politik), Ray Rangkuti (Pengamat politik) dan Romo Agustinus Ulahayanan, Pr (Imam Keuskupan Amboina dan Mantan Sekretaris Komisi Hubungan Antar Umat Beragama KWI).

Artikel Pilihan


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Cerpen: Ayahku Penyadap Nira
Next post Politisi Katolik Harus Selesai dengan Dirinya