Politisi Katolik Harus Selesai dengan Dirinya


Sekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam KWI, Romo Paulus Christian Siswantoko, Pr

Eastjourneymagz.comSekretaris Eksekutif Komisi Kerasulan Awam KWI, Romo Paulus Christian Siswantoko, Pr ingatkan beberapa kekhasan politisi Katolik dalam kancah perpolitikan nasional. Hal itu diungkapkan Romo Koko saat Rekoleksi Politik (Rekpol) tahap 1 angkatan 9 Vox Populi Institute Indonesia atau Vox Point Indonesia secara daring yang dimulai sejak Jumat hingga Minggu (13-15) November 2020.

Menurut pastor Koko Kekhasan umat Katolik saat berpolitik adalah tidak menjadikan politik sebagai tempat untuk mencari pekerjaan dan penghidupan tetapi panggilan dan perutusan untuk melayani.

“Orang yang terlibat dalam bidang politik adalah orang-orang yang sudah selesai dengan dirinya seperti pandangan terhadap politik, pikiran, mentalitas, dan cara pelayanan,” kata Romo Koko, Sabtu (14/11).
Baca Juga: Ini Deretan 6 Penyanyi Asal NTT yang Mengguncang Industri Musik Tanah Air
Lebih lanjut ia menjelaskan awam Katolik mesti menghidupi politik berbasis nilai dan bukan hanya kepentingan. Nilai-nilai tersebut adalah kejujuran, kebaikan, keadilan, kebenaran, tanggung jawab, dan kedamaian menjadi motor penggerak orang Katolik dalam memimpin dan membuat kebijakan.

Selain itu politisi Katolik juga harus menempatkan politik sebagai sarana dan bukan tujuan karena tujuan dari politik adalah kesejahteraan umum. “Kesejahteraan umum terjadi ketika hak dan kewajiban setiap warga bangsa dapat terpenuhi, segala perbedaan dan keunikan dapat hidup dan berkembang bersama serta saling melengkapi satu sama lain.”

Ia menambahkan politisi Katolik juga mesti cerdik dan bijak dalam menyerukan suara kenabian. Suara kenabian di jaman sekarang ini menjadi sangat penting untuk melawan permainan politik kotor, perselingkuhan kepentingan, politisasi SARA, politik uang, kebijakan-kebijakan sektarian, diskriminasi dan intoleransi.

“Mampu mensinergikan antara aturan dan nilai, serta mengorkestra berbagai perbedaan yang ada. Aturan memang harus ditegakkan tetapi nilai-nilai kemanusiaan, hati nurani juga perlu diperhatikan sehingga ada keseimbangan,” tuturnya.

Politisi Katolik mesti mengedepankan kepemimpinan yang melayani, mengabdi, dan rendah hati. “Bangsa ini membutuhkan banyak politisi yang berjiwa kenegarawanan dan orang-orang Katolik diharapkan menambah semakin banyak politisi harapan rakyat.”
Baca Juga: Makna Lagu Ende Tenang Kole Chelsea Ndagung yang Bikin Air Mata Meleleh
“Politisi Katolik yang berspiritualitas. Dalam kehidupan politik seperti sekarang ini, politisi harus mempunyai pegangan yang kuat agar tidak terbawa arus dan mampu membangun budaya berpolitik yang sehat,” imbuhnya.

Untuk diketahui hingga saat ini begitu banyak politisi Katolik yang menempati lembaga-lembaga negara. Berdasarkan hasil Pemilu 2019 terdapat 29 DPR Katolik yang terpilih dari 138 caleg yang berada di Senayan sebagai DPR RI. Sementara itu ada 5 DPD Katolik yang terpilih dalam Pemilu serentak tersebut.

Untuk DPPRD 1 terdapat 100 DPRD I Katolik dari 509 caleg, DPRD II sejumlah 797 DPRD II Katolik dari 3828 caleg. Pilkada Serentak 2020 di 270 daerah yakni 9 provinsi, 37 kota dan 224 kabupaten. Terdapat sejumlah calon Katolik dengan rincian 4 calon Walikota 4 calon Wakil Walikota, 45 calon Bupati 33 calon Wakil Bupati, total 86 orang.

Artikel Pilihan


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Uskup Agung Samarinda Buka Rekpol Vox Point Indonesia
Next post 5 Penampakan Pot Bunga dari Sepatu Bekas, Kok Bisa?