Abraham Lincoln, Suara untuk Budak di Gettysburg

Abraham Lincoln/Foto Spesial

Eastjourneymagz.comAbraham Lincoln merupakan salah satu tokoh yang paling berpengaruh di dunia. Ia merupakan presiden Amerika yang ke-16 dan menjabat pada sejak 4 Maret 1861 hingga terjadi pembunuhannya. Menjadi presiden baginya tidaklah mudah, karena ia harus melalui berbagai kegagalan hingga akhirnya ia terpilih dan menduduki kursi panas di AS.

Lincoln dikenal sebagai tokoh yang membawa bangsanya ke luar dari perang saudara, mempertahankan persatuan dan keutuhan bangsa dan yang paling fenomenal adalah kebijakannya untuk membebaskan para budak yang membuat ia berhadapan dengan Negara Konfederasi Amerika yang pro perbudakan.

Baca Juga:Kisah Karya Sang Fotografer Kevin Carter yang Berakhir Tragis, Ia Bunuh Diri Setelah Karyanya Diterbitkan Majalah Time

Ia menyatukan opini publik AS saat itu melalui retorika dan pidatonya. Adalah pidatonya yang paling terkenal adalah dan terbaik Pidato Gettysburg. Pidato ini sekaligus membuka mata orang-orang yang mengkritisinya dan menentangnya terutama para penentang perang yang menggap Lincoln berkompromi terhadap perbudakan.

Selain itu ia juga mendapat kritikan tajam dari dari kaum konservatif dari golongan Republik Radikal karena Lincoln dianggap lamban menghapus perbudakan,

Meski demikian perseteruan yang sengit tersebut membawanya sebagai seorang presiden Amerika pertama yang dibunuh dalam sejarah AS. Ia dibunuh pada akhir perang saudara negara itu.

Baca Juga: Tradisi Impaling, Menusuk dan Melukai Diri dengan Jarum, Paku, Pisau hingga Duri

Namun hingga kini Lincoln menginspirasi pembelaan terhadap kaum terpinggir dan perbudakan dimana-mana di seluruh dunia. Sikap Lincoln ini menunjukkan dirinya yang memiliki empati yang kuat. Dalam pidatonya di Gettysburg dengan kepiwaian kata-katanya, ia mengubah sejarah AS dan mengubah sejarah perbudakan.

Bacaan Pilihan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Peneliti Oxford yakin Akan Memproduksi Secara Masal Vaksin Corona di bulan September
Next post Kisah Karya Sang Fotografer Kevin Carter yang Berakhir Tragis, Ia Bunuh Diri Setelah Karyanya Diterbitkan Majalah Time