Kahlil Gibran, Penyair Lebanon yang Tumbuh di AS


Eastjourneymagz.com–Siapa yang tak kenal dengan Kahlil Gibran? Ada begitu banyak karya sastra yang lahir darinya. Salah satunya adalah Broken Wings atau sayap patah yang telah menyihir banyak pembaca.

Karya itu mengisahkan sebuah perjalanan cinta yang sangat romantis antara Gibran dan seorang gadis yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya dengan pria lain. Meskipun mencintai gadis itu, Gibran tidak bisa memilikinya. Melalui tulisan itu menggambarkan seorang Kahlil Gibran yang adalah penyair tersohor di zamannya.

Baca Juga:Suku Bajau yang Dapat Bertahan Lama di dalam Air, ini Alasannya 

Kahlil Gibran lahir di Bsharrī, Lebanon pada 6 Januari 1883. Nama penyair berdarah Timur Tengah ini sesungguhnya Jubran Kahlil Gibran. Ayahnya bernama Khalil Gibran dan ibunya Kamila Gibran.

Ia juga memiliki dua saudari yakni Mariana dan Sultana serta saudara laki-laki bernama Peter. Mereka adalah keluarga penganut Kristen Mononit yang ada di Lebanon.

Sayap-sayap Patah karya Kahlil Gibran
Sayap-sayap Patah karya Kahlil Gibran

Pada 1895, keluarganya pindah ke Boston, Amerika Serikat. Tiga tahun kemudian (1898) ia balik lagi ke Lebanon. Di tanah kelahirannya ia belajar di Madrasah Al-Hikmah hingga 1901, lalu kembali ke Boston pada 1903, tiga tahun kemudian.

Karya-Karya Kahlil Gibran

Ia menerbitkan bukunya pada tahun di mana ia kembali dari Lebanon dengan karyanya Spirits Rebellious. Buku itu diterbitkan di New York saat usianya 20 tahun. Pada tahun 1907, ia bertemu dengan Mary Heskell di mana wanita itu menjadi sosok yang mempengaruhi Kahlil Gibran.

Pada tahun 1911 ia pindah ke New York dan menetap di sana. Di kota ini ia menghasilkan banyak karya sastra dan melukis. Gairah seninya bangkit di kota itu.

Baca Juga: Uniknya Tradisi Lompat Bayi di Spanyol, Menegangkan!  

Ia adalah penyair yang romantis dengan dipengaruhi beberapa karya yang ia baca dan dalami yakni Friedrich Nietzsche, dan William Blake hingga kitab suci.

Karya Kahlil Gibran diantaranya The Madman, His Parables and Poems, The Propeth, Twenty Drawing, The Forerunne, Lazarus, Sand and Foam, Jesus the Son of Man, The Earth Gods, The Wanderer hingga The Garden of the Propeth.

Karya-karyanya itu telah membanjiri berbagai percetakan di berbagai negara. Karyanya juga telah diterjemahkan ke banyak bahasa. Ia meninggal di New York City, Amerika Serikat, 10 April 1931 pada umur 48 tahun.

Artikel Pilihan


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Suku Mursi Black Panther Memakai Piring Pada Bibir
Menghadapi cinta yang tak terbalas Next post Menghadapi Cinta tak terbalas, Jangan Putus Asa