Waspada Bahaya Daun Jelatang Bagi Para Pendaki Gunung


Eastjourneymagz.com–Daun jelatang (Urtica dioica) adalah tanaman yang sering dijumpai di hutan-hutan beriklim sedang.

Daun ini dikenal karena duri-durinya yang mengandung zat kimia iritasi, seperti histamin, asetilkolin, dan asam format, yang dapat menyebabkan rasa terbakar, gatal, dan bengkak ketika bersentuhan dengan kulit.

Bahaya daun jelatang terutama mengancam para pendaki atau orang yang beraktivitas di alam terbuka seperti hiking, karena tanaman ini sering tumbuh liar di sepanjang jalur pendakian atau di daerah berhutan.

Daun jelatang memiliki bulu-bulu halus yang tajam di permukaannya, yang mengandung zat-zat kimia iritan.

Ketika bulu-bulu ini bersentuhan dengan kulit, mereka dapat menimbulkan rasa terbakar yang intens, disertai kemerahan dan bengkak.

Reaksi ini bisa terjadi dengan cepat dan berlangsung beberapa jam hingga beberapa hari tergantung sensitivitas kulit.

Bagi sebagian orang, kontak dengan daun ini dapat memicu reaksi alergi yang lebih serius. Ini termasuk gatal-gatal hebat, ruam yang meluas, dan bahkan pembengkakan pada area tubuh yang terpapar.

Pada kasus yang lebih jarang, beberapa orang bisa mengalami kesulitan bernapas atau gejala lain yang memerlukan penanganan medis segera.

Mencegah kontak dengan daun jelatang saat pendakian atau hiking bisa dilakukan dengan mengenakan pakaian pelindung seperti celana panjang dan lengan panjang, serta berhati-hati saat berjalan di jalur yang rimbun atau hutan yang belum dipetakan.

Manfaat Daun Jelatang

Ternyata Daun Jelatang memiliki khasiat
Ternyata Daun Jelatang memiliki khasiat/ foto alodokter.com

Meskipun daun ini memiliki efek iritasi, namun ternyata memiliki banyak manfaat kesehatan oleh masyarakat tradisional selama berabad-abad sebagai obat.

Tanaman ini mengandung berbagai senyawa bioaktif seperti vitamin A, C, K, dan beberapa vitamin B, mineral seperti kalsium, magnesium, zat besi, serta antioksidan yang tinggi. Berikut adalah beberapa manfaat daun jelatang:

1. Meningkatkan Kesehatan Sendi dan Mengurangi Peradangan

Masyarakat lokal menggunakan daun jelatang sebagai pengobatan alami untuk mengurangi nyeri sendi, terutama pada penderita artritis.

Senyawa antiinflamasi yang terkandung di dalamnya dapat membantu mengurangi peradangan, pembengkakan, dan nyeri pada sendi.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi daun ini, baik dalam bentuk teh atau suplemen, dapat membantu meredakan gejala artritis dan osteoartritis.

2. Meningkatkan Kesehatan Saluran Kemih

Daun ini juga mereka manfaatkan sebagai pengobatan tradisional untuk masalah saluran kemih.

Daun ini memiliki sifat diuretik alami, yang membantu meningkatkan produksi urine, sehingga dapat membantu membersihkan saluran kemih dari bakteri dan racun.

Selain itu penggunaan daun ini untuk membantu mengurangi gejala benign prostatic hyperplasia (BPH), yaitu pembesaran kelenjar prostat yang menyebabkan masalah buang air kecil pada pria.

3. Daun Jelatang Sumber Nutrisi

Daun ini kaya akan vitamin dan mineral yang bermanfaat untuk tubuh.

Kandungan zat besinya dapat membantu mencegah anemia, terutama pada orang yang rentan terhadap kekurangan zat besi.

Vitamin C di dalamnya membantu meningkatkan penyerapan zat besi, sementara kandungan kalsium dan magnesium penting untuk kesehatan tulang.

4. Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh

Karena kaya akan antioksidan, seperti flavonoid dan polifenol, daun jelatang dapat membantu melindungi tubuh dari kerusakan akibat radikal bebas, yang dapat memicu penyakit kronis.

Konsumsi daun ini dalam bentuk teh atau suplemen juga dipercaya mampu mendukung sistem kekebalan tubuh dan melindungi dari infeksi.

5. Mengurangi Gejala Alergi

Daun jelatang juga dapat membantu meredakan gejala alergi musiman, seperti bersin, hidung tersumbat, dan mata berair.

Hal ini karena kemampuan daun ini untuk menghambat pelepasan histamin, zat yang memicu reaksi alergi.

Penggunaan tumbuhan ini bisa dalam bentuk teh, kapsul, atau mengolahnya sebagai sayuran setelah proses pemasakan yang menghilangkan sifat iritasinya.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Kisah Menyedihkan dibalik Julukan Si Burung Surga Cendrawasih
peresean lombok/ Wikipedia Next post Uniknya Peresean, Tradisi Gladiator Masyarakat Sasak, Lombok