
Memahami Fotosintesis dan Prosesnya Pada Tumbuhan
Eastjourneymagz.com–Fotosintesis adalah salah satu proses biokimia paling penting yang terjadi di Bumi.
Ini adalah mekanisme utama di mana energi matahari diubah menjadi energi kimia, yang kemudian digunakan oleh berbagai organisme untuk pertumbuhan dan aktivitas sehari-hari.
Tanaman, alga, dan beberapa bakteri melakukan fotosintesis, yang tidak hanya menghasilkan makanan untuk diri mereka sendiri tetapi juga menyediakan oksigen yang vital bagi kehidupan makhluk aerobik lainnya.
Dalam proses fotosintesis, tanaman mengambil karbon dioksida dari udara dan air dari tanah untuk menghasilkan glukosa, yang digunakan sebagai sumber energi dan bahan bangunan.
Oksigen yang dihasilkan sebagai produk sampingan dilepaskan ke atmosfer, memungkinkan kehidupan seperti yang kita kenal dapat berkembang.
Memahami fotosintesis memberikan wawasan penting tentang bagaimana ekosistem berfungsi dan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan kita.
Proses fotosintesis dibagi menjadi dua tahap utama: reaksi terang dan siklus Calvin.
Selain itu, terdapat beberapa jenis fotosintesis yang bervariasi tergantung pada adaptasi tanaman terhadap lingkungan mereka.
Pengertian Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses biokimia di mana organisme autotrof seperti tanaman, alga, dan beberapa jenis bakteri mengubah energi cahaya menjadi energi kimia yang disimpan dalam molekul glukosa.
Energi ini kemudian digunakan untuk pertumbuhan dan aktivitas metabolisme lainnya.
Dalam fotosintesis, karbon dioksida (COâ‚‚) dan air (Hâ‚‚O) digunakan sebagai bahan baku, sementara oksigen (Oâ‚‚) dilepaskan sebagai produk sampingan.
Proses ini berlangsung di dalam kloroplas, organel khusus yang terdapat dalam sel-sel tanaman dan alga.
Kloroplas mengandung pigmen hijau yang disebut klorofil, yang berperan penting dalam menangkap energi cahaya matahari.
Fotosintesis tidak hanya penting bagi kelangsungan hidup tanaman itu sendiri tetapi juga bagi kehidupan di Bumi, karena menghasilkan oksigen dan menjadi dasar dari rantai makanan.
Proses Fotosintesis

Proses fotosintesis terdiri dari dua tahap utama: reaksi terang dan siklus Calvin.
Reaksi terang terjadi di membran tilakoid kloroplas, di mana energi cahaya dari matahari ditangkap oleh pigmen klorofil.
Energi cahaya ini kemudian digunakan untuk memecah molekul air (Hâ‚‚O) menjadi oksigen (Oâ‚‚), proton (H+), dan elektron (e-).
Elektron yang dihasilkan dari pemecahan air ini melewati rantai transpor elektron, menghasilkan molekul energi ATP (adenosine triphosphate) dan NADPH (nicotinamide adenine dinucleotide phosphate).
Produk-produk ini kemudian digunakan dalam tahap berikutnya dari fotosintesis.
Tahap kedua dari fotosintesis adalah siklus Calvin, yang berlangsung di stroma kloroplas.
Pada tahap ini, ATP dan NADPH yang dihasilkan dari reaksi terang digunakan untuk mengubah karbon dioksida (COâ‚‚) menjadi glukosa.
Siklus Calvin terdiri dari tiga tahap utama: fiksasi karbon, reduksi, dan regenerasi ribulosa bifosfat (RuBP).
Dalam tahap fiksasi karbon, enzim ribulosa-1,5-bifosfat karboksilase-oksigenase (RuBisCO) mengkatalisasi penambahan COâ‚‚ ke RuBP, menghasilkan senyawa tiga karbon yang disebut 3-fosfogliserat (3-PGA).
Selanjutnya, pada tahap reduksi, 3-PGA diubah menjadi gliseraldehida-3-fosfat (G3P) menggunakan ATP dan NADPH yang dihasilkan dari reaksi terang.
Beberapa molekul G3P digunakan untuk menghasilkan glukosa dan karbohidrat lainnya, sementara sisanya digunakan dalam tahap ketiga dari siklus Calvin.
Pada tahap regenerasi, molekul G3P yang tersisa diubah kembali menjadi RuBP menggunakan ATP, memungkinkan siklus untuk terus berlanjut.
Proses ini memastikan bahwa RuBP tersedia untuk mengikat lebih banyak COâ‚‚, menjaga kelangsungan fotosintesis.
Reaksi terang dan siklus Calvin bekerja bersama-sama untuk mengubah energi cahaya menjadi energi kimia dalam bentuk glukosa.
Reaksi terang menyediakan ATP dan NADPH yang diperlukan untuk menggerakkan reaksi-reaksi dalam siklus Calvin.
Sementara itu, siklus Calvin mengintegrasikan karbon dioksida dari atmosfer ke dalam molekul organik, menghasilkan glukosa yang dapat digunakan oleh tanaman sebagai sumber energi dan bahan bangunan untuk pertumbuhan.
Keseluruhan proses fotosintesis tidak hanya penting bagi tanaman, tetapi juga bagi ekosistem global.
Glukosa yang dihasilkan digunakan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan penyimpanan energi, sementara oksigen yang dilepaskan sebagai produk sampingan adalah esensial bagi respirasi makhluk hidup.
Melalui fotosintesis, tanaman tidak hanya memenuhi kebutuhan energi mereka sendiri tetapi juga menyediakan sumber energi utama bagi herbivora dan, secara tidak langsung, bagi karnivora di rantai makanan.
Jenis-Jenis Fotosintesis
Ada dua jenis utama fotosintesis yang dikenal, tergantung pada bagaimana tanaman mengelola proses fiksasi karbon: fotosintesis C3 dan C4.
Fotosintesis C3 adalah jenis yang paling umum dan terjadi pada sebagian besar tanaman.
Dalam fotosintesis C3, karbon dioksida langsung difiksasi menjadi senyawa tiga karbon (3-fosfogliserat) melalui siklus Calvin.
Jenis ini paling efisien di kondisi dengan intensitas cahaya moderat, suhu sedang, dan ketersediaan air yang cukup.
Fotosintesis C4 merupakan adaptasi yang ditemukan pada tanaman yang hidup di lingkungan panas dan kering.
Dalam fotosintesis C4, karbon dioksida pertama kali difiksasi menjadi senyawa empat karbon (oksaloasetat) dalam sel-sel mesofil.
Senyawa ini kemudian diangkut ke sel-sel bundel saraf di mana karbon dioksida dilepaskan dan difiksasi kembali melalui siklus Calvin.
Proses ini membantu tanaman C4, seperti jagung dan tebu, untuk mengurangi fotorespirasi dan meningkatkan efisiensi fotosintesis dalam kondisi yang ekstrem.
Selain itu, ada juga fotosintesis CAM (Crassulacean Acid Metabolism), yang merupakan adaptasi bagi tanaman yang hidup di lingkungan yang sangat kering, seperti kaktus dan sukulen.
Tanaman CAM mengatur waktu fiksasi karbon untuk mengurangi kehilangan air.
Pada malam hari, stomata terbuka untuk menyerap karbon dioksida, yang disimpan dalam bentuk asam organik.
Pada siang hari, stomata tertutup untuk mengurangi transpirasi, dan asam organik tersebut dipecah untuk melepaskan karbon dioksida, yang kemudian digunakan dalam siklus Calvin.