Labuan Bajo dan Likupang Bakal Menjadi Lokasi KTT G20


Eastjourneymagz.comIndonesia akan menjadi tuan rumah KTT G20 tahun 2023 dengan menjadikan Labuan Bajo dan Likupang sebagai tempat berlangsungnya perhelatan akbar tersebut. Ketua Ikatan Cendekiawan Pariwisata Indonesia (ICPI) Azril Azhari menjelaskan kedua destinasi ini belum bisa menjadi tempat berlangsungnya agenda bersekala internasional seperti KTT G20. 
Sebagaimana dilangsir dari Bisnis.com Azril mengatakan kedua destinasi tersebut khususnya likupang belum merampungkan pembangunan. Ia menambahkan, di Indonesia tempat yang cocok untuk lokasi agenda besar seperti ini adalah Bali dan Jakarta. Dua lokasi tersebut memenuhi syarat baik dari sisi infrastruktur, penyediaan akomodasi maupun fasilitas penunjang lainnya.
“Khusus untuk acara meeting internasional dan besar seperti KTT G20, apalagi dihadiri oleh Kepala Negara tentunya hanya beberapa destinasi saja yang bisa dan mampu seperti Bali dan Jakarta,” kata Azril , Senin (9/12/2019).
Ia membeberkan beberapa catatan jika perhelatan akbar tersebut masih dijalankan di tempat ini. Hal tersebut  mulai dari amenitas, akses, daya tarik, hingga lima sub index daya saing pariwisata yaitu health & hygiene, safety & security, enviromental sustainability, tourist service infrastructure dan ICT readiness.
Selain itu, ia menilai Indonesia sangat bisa jika menjadikan KTT G20 sebagai ajang meningkatkan wisatawan. Meski demikian ia mengingatkan untuk tetap waspada terhadap dampak negatif  yang terjadi.
“Dampak negatif dalam hal ini adalah kekhawatiran jika para tamu internasional kecewa lantaran destinasi dan sumber daya manusia yang belum siap.  Efeknya, mereka kemungkinan tidak akan kembali ke destinasi tersebut,” bebernya
Ia menerangkan efek tersebut karena kedua kota ini belum siap. Ada banyak hal yang belum tersedia terutama destinasi dan sumber daya manusia.
“Jangan sampai ajang ini membuat  peserta KTT G20 akan sangat kecewa,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Didien Junaedy  menilai agenda besar yang akan dijalankan Labuan Bajo dan KEK Likupang bisa saja menjadi pecutan untuk mempercepat pembangunan di wilayah ini. Menurutnya ini merupakan tantangan agar bisa membangun dalam tempo tiga tahun ke depan 2020-2022.
“Pembangunan hotel itu kan 2 tahun atau 20 bulan paling cepat  Menurut saya bagus saja, tapi kalau yang jelas G20 yang paling tepat itu Bali atau Jakarta,” kata Didien.
Berbeda dengan Azril, Didien menilai tidak melihat dampak negatif yang akan terjadi. Menurutnya dampak positif yang terjadi adalah kedua destinasi ini bisa menjadi magnet wisman asalkan ada upaya seperti
promosi yang terintegrasi pasca event.
“Bisa dongkrak wisman, tapi  itu begini sebetulnya, event internasional itu hanya jadi pemicu. Triggernya bukan untuk G20 tapi what nextnya. Disitulah pentingnya intergrated promosi untuk jual destinasi itu setelah acara,” kata dia.
Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf Guntur Sakti mengatakan untuk menjadi tuan rumah dalam ajang KTT G20 memang menjadi salah satu prioritas pemerintah. Ia menuturkan soal lokasi KTT G20 berlangsung hingga saat ini belum ditetapkan pemerintah.
Kedua tempat ini imbuhnya,  Baik Likupang maupun Labuan Bajo sedang dipertimbangkan sebagai tuan rumah KTT G20. Meski demikian bukan berarti keduanya berebut untuk menjadi tuan rumah karena sampai saat ini belum diputuskan.
“Kedua destinasi tersebut merupakan destinasi super prioritas yang pembangunannya dikebut sehingga kami meyakini keduanya akan siap menjadi tuan rumah bagi event kelas dunia termasuk KTT G20,” kata Guntur.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Data Kunjungan Wisatawan Bulan Oktober
Next post Sebagian Besar Wisman yang Mengunjungi NTT dari Timur Leste