Galib Korukcu ditinggali seorang teman wanitanya ke kota
lain. Wanita itu itu memberi Galib kenangan seutas rambut tanda perpisahan.
![]() |
Ruangan Hair Museum, di Cappadocia/ (Foto AA)/dailysabah.com |
Eastjourneymagz.com—Jika
memikirkan museum tentu saja ingatan kita tertuju pada peninggalan purbakala.
Entah patung, catatan-catatan hingga lukisan-lukisan dan banyak lagi.
Ketika memasuki museum Avanos Hair di kota kecil
Avanos, Cappadocia, Turki, kesan museum seperti itu sudah berbeda. Pengunjung
malah melihat helaian rambut yang dipajang di dinding museum itu.
Semuanya adalah rambut wanita. Pada masing-masing
utasan rambut dicantumkan nama para pemiliknya. Beberapa juga menaruh foto
mereka.
Mereka adalah wanita yang datang dari seluruh penjuru
dunia. Entah dari mana? Akan tetapi mereka dengan suka rela menempatkan rambut-rambut
mereka di museum ini.
Kisah
Sedih Sang Pemilik

Some rights reserved by Jordan Sitkin

Berdirinya museum itu tidak terlepas dari pengalaman
sang pemiliknya yang menyedihkan. Ia adalah tuan Galip seorang pengerajin
gerabah setempat.
Museum tersebut dibuka bermula dari kisah dengan
seorang wanita yang begitu dekat dengannya. Wanita itu pergi ke kota lain lalu
meninggalkan kenangan berupa seutas rambut kepadanya.
Sang wanita memberikan Galip sehelai rambut untuk
selalu mengenangnya kapanpun itu. Sovenir yang menyayat hati tersebut membuat
Galib sedih.
Namun ia tidak berhenti dan berlarut dalam kesedihannya. Ia memutuskan untuk
membangun sebuah museum berisi beberapa helai rambut sang wanita.
Sebuah sumber mengungkapkan sosok wanita itu adalah turis wanita dari Prancis yang mengunjungi bengkel gerabahnya itu pada tahun 1979.
Ia meletakkan rambut itu pada dinding museum, lalu ia
membagikan kisah perpisahannya tersebut kepada setiap pengunjung.
![]() |
Sang Pemilik museum sedang mengerjakan gerabah/Foto Istimewa |
Mendengarkan kisah itu, para tamu wanita yang
berkunjung ke tempat itu menyerahkan helai rambut mereka. Kisah perpisahan
Galib membuat para pengunjung sedih dan menjadi simpati.
Mereka menuliskan nama dan memberikan foto hingga
alamat mereka pada Galib dan menjadi arsip museum itu.
Kini rambut wanita dari segala penjuru dunia
diarsipkan dalam sebuah museum oleh Galib. Potongan rambut tersebut dipajang
sepanjang sisi ruangan. Beberapa di gantung di atap membentuk gua.
Hingga saat ini sudah lebih dari 16.000 potongan
rambut berada di tempat ini yang dikirim dari berbagai penjuru. Dari berbagai
sumber mengungkapkan, sebagai tanda terima kasih ia akan mengambil secara acak
10 pemilik rambut lalu akan membawanya ke museum itu. Untuk menyaksikan lebih
dekat koleksi museum dan juga memperkenalkan pembuatan gerabah pada mereka.
Pada tahun 1998 museum ini masuk dalam Guinness Book of World Records. Hingga saat ini museum ini menarik pengunjung dari berbagai penjuru dunia.