Kunjungi Desa Wisata Karangrejo, Yogyakarta Sandiaga Uno Minta Perkuat Atraksi Berbasis Narasi


Desa Wisata Karangrejo/Foto Kemenparekraf

Eastjourneymagz.com–Menteri
Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno, terus mendorong
penguatan desa-desa wisata sebagai salah satu kekuatan pariwisata nasional
sehingga dapat membuka lapangan kerja dan memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat. Salah satunya melalui penguatan atraksi berbasis narasi (storynomic
tourism) sehingga dapat menimbulkan daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung.

“Saya merasa bahagia karena desa wisata
Karangrejo pada 1 Maret lalu sudah tersertifikasi sebagai desa wisata
berkelanjutan. Dan sekarang kami kunjungi, dan di sini ada salah satu homestay
terbaik yang pernah saya lihat dengan standar kelas dunia,” kata Sandiaga
Uno dalam kunjungan kerjanya di Balkondes Karangrejo, Yogyakarta, Jumat (12/3).

Desa wisata ini berada di Kecamatan Borobudur,
Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, ini merupakan salah satu desa wisata yang
telah tersertifikasi sebagai desa wisata berkelanjutan. Konsep keberlanjutan
sendiri menjadi salah satu syarat yang harus dimiliki desa wisata untuk menjadi
desa wisata mandiri.

Sandiaga Uno menilai desa wisata Karangrejo memiliki
kekuatan yang kuat sebagai destinasi. Selain homestay, desa wisata ini juga
menawarkan atraksi lain yang sudah dikenal wisatawan, seperti kerajinan pahat
batu, spot sunrise Punthuk Setumbu, dan Gereja Ayam, kebun buah, VW Safari
Tour, dan lainnya.

Tercatat, sebelum pandemi, desa wisata ini dikunjungi
lebih dari 20 ribu wisatawan mancanegara dan 50 ribu wisatawan nusantara.

Sandiaga mendorong agar desa wisata Karangrejo terus
meningkatkan kualitas keberlanjutan dan daya tarik. Salah satunya mengedepankan
orisinalitas yang dimiliki dengan pendekatan atraksi berbasis narasi.

“Biasanya wisatawan datang ke Borobudur hanya
foto-foto dan posting di media sosial, ke depan kita ingin ditingkatkan dengan
narasi seperti bagaimana desa ini dulu merupakan bagian dari pembangunan Candi
Borobudur. Bagaimana desa ini berperan pada tahapan renovasi, tokoh-tokoh di
sini dapat menceritakan tempat-tempat situs yang berkaitan dengan Borobudur.
Sehingga ada storytelling,” kata Sandiaga.

Kemudian desa wisata Karangrejo dan desa wisata
lainnya harus menjadi bagian dari travel plan wisatawan. Desa wisata harus
dapat merancang paket perjalanan tiga (3) sampai empat (4) hari yang
disandingkan dengan konsep ecotourism atau sport tourism.

“Saya juga melihat dimana produk ekonomi kreatif
di sini sudah mulai mengadopsi teknologi sehingga banyak pelaku ekonomi kreatif
di sini sudah melek digital sehingga dapat memperluas peluang usaha,” kata
Sandiaga.

Satgas
Toilet

Menparekraf Sandiaga Uno dalam kesempatan itu juga
mengapresiasi kehadiran peran serta komunitas dalam pengembangan pariwisata dan
ekonomi kreatif tanah air. Salah satunya Satgas Jamban Jateng-DIY yang telah
aktif bersama-sama masyarakat melakukan revitalisasi toilet di destinasi.

Komunitas yang diketuai Pujo Priyono itu sebelumnya
telah melakukan kegiatan revitalisasi toilet di kawasan wisata Dieng.

“Toilet memiliki peran penting sebagai indikator
pariwisata. Bukan cuma indah, tapi juga kelayakan toiletnya, mulai dari air
bersihnya lancar, kelengkapan toilet sampai dengan higienitasnya,” kata
Sandiaga.

Ia pun mendorong gerakan ini dapat diikuti komunitas
di daerah lain sehingga dapat mengubah pariwisata nasional yang bersih, indah
dan nyaman.

“Saya mengajak seluruh masyarakat, khususnya
pelaku usaha parekraf untuk sama-sama ikut membentuk Satgas Toilet di destinasi
wisatanya masing-masing,” kata Sandiaga.

Di kesempatan itu Menparekraf Sandiaga Uno juga
berdialog dengan sejumlah komunitas yang menggerakkan pariwisata di desa wisata
Karangrejo. Diantaranya komunitas VW Safari, komunitas kopi serta komunitas
pelaku ekonomi kreatif


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Ini Tips Bagi Anda yang Ingin Mencoba Makanan Lokal Saat Berada di Tempat Baru
Next post Pelepasliaran Harimau Sumatra Suro ke Taman Nasional Gunung Leuser