Roti Baguette yang Akan Masuk Nominasi Daftar Warisan Budaya Dunia
Eastjourneymagz.com—Makanan yang diolah dalam kultur tertentu menjadi khas dan bertahan bahkan berabad-abad. Beberapa jenis makanan bahkan telah menjadi warisan budayaUNESCO.
Baru-baru ini makanan khas Roti Prancis, Baguette, yang hendak menjadi nominasi daftar warisan budaya UNESCO ramai dibicarakan. Roti Prancis tersebut bersama menjadi menara Eiffel menjadi simbol khas negara Prancis.
Dilansir dari Reuters, pembuatan roti baguette secara tradisional menjadi ritual dalam kehidupan sehari-hari di Prancis selama berpuluh-puluh tahun. Masyarakat dengan mudah mendapatkan roti itu di tokoh kecil.
Para pembuat roti mengeluh bahwa hingga kini roti Baguette terus meredup. Ritual tersebut telah direbut oleh pabrik-pabrik roti raksasa.
Baguette, yang telah menjadi simbol khas Prancis seperti Menara Eiffel, akan masuk nominasi daftar warisan budaya UNESCO.
“Tidak ada satu rahasia pun untuk membuat baguette tradisional yang enak,” kata Mickael Reydellet, pemilik delapan toko roti dikutib dari Reuters, Senin (22/2). “Butuh waktu, savoir-faire, cara memanggang yang benar, tepung yang bagus tanpa aditif.”
Untuk memuluskan Baguette, Confederation of French Bakers mengajukan permohonan agar menjadi daftar harta tak berwujud PBB.
Akan tetapi Roti Prancis memiliki dua pesaing yang berasal dari negara itu juga. Atap berlapis seng Paris dan festival anggur Biou d’Arbois di wilayah Jura.
Untuk itu menteri Kebudayaan Prancis akan memberikan rekomendasinya kepada presiden pada bulan Maret.
Pembuat roti Prancis Mickael Reydellet menampilkan baguette yang baru dipanggang di toko roti “La Parisienne” di Paris, 17 Februari 2021 | File foto: Reuters / Sarah Meyssonnier |
Pembuat Roti menjelaskan dengan didaftarkannya Roti Prancis ke UNESCO akan melindungi baguette dari peniru di seluruh dunia. Hal ini juga akan melindungi pengetahuan (membuat roti) pada generasi selanjutnya yang diwariskan turun-temurun.
Keputusan pemerintah Prancis tahun 1993 menyatakan bahwa baguette “tradisional” harus dibuat dari tidak lebih dari empat bahan klasik. Fermentasi adonan harus bertahan 15 hingga 20 jam dalam suhu antara 4 hingga 6 derajat Celcius.
Boulangeries (pembuat roti) Prancis telah terpukul keras oleh pembatasan Covid-19 selama setahun terakhir.
“Gelar ini akan menghibur pembuat roti dan mendorong generasi berikutnya,” kata Reydellet.
Sekitar 6 juta baguette dijual setiap hari di Prancis. Tetapi Dominique Anract, presiden federasi pembuat roti mengatakan kebiasaan budaya itu terancam, dengan sekitar 30.000 toko roti tutup sejak 1950-an saat supermarket mengambil alih.
“Tugas pertama yang kita minta dari seorang anak adalah pergi membeli baguette dari toko roti, dan kita berhutang pada diri kita sendiri untuk melindungi kebiasaan ini,” kata Anract.
Beberapa tahun lalu gerakan untuk mewujudkan Roti Prancis ini menjadi warisan budaya dunia membuat Presiden Emmanuel Macron turun tangan. Tepatnya pada 2018 ia bergabung dengan seruan para pembuat roti agar roti baguette tradisional Prancis diakui sebagai salah satu kekayaan budaya dunia dalam daftar “warisan takbenda” UNESCO.
Seruan itu muncul setelah seni pembuat pizza memutar adonan di Napoli mendapat anggukan dari Komite Warisan Dunia badan budaya PBB.
“Baguette membuat iri di seluruh dunia. Kami harus mempertahankan keunggulan dan keahlian kami, dan untuk alasan inilah baguette harus terdaftar sebagai warisan,” kata Macron kepada sekelompok ahli pembuat roti di istana kepresidenan Elysee di Paris dilansir dari France24.com.
“Baguette adalah bagian dari kehidupan sehari-hari di Prancis dan rotinya memiliki sejarah khusus,” kata Macron kala itu.
“Ini adalah tradisi pagi, siang, dan malam bagi orang Prancis.
“Saya tahu pembuat roti kita, mereka melihat orang Napoli berhasil mendapatkan pizza mereka diklasifikasikan di bawah warisan dunia UNESCO, dan mereka berkata mengapa tidak baguette – dan mereka benar!” kata dia.