Manggarainesia: Soal Belas Belis, Perempuan Seharga Kerbau
Eastjourneymagz.com—Ada sebuah joke yang sering menjadi perbincangan yang geli-geli serius bagi orang tua Manggarai terutama saat kelahiran putri mereka. (Terutama para bapak-bapak
yang tidak pernah tau bagaimana sakitnya melahirkan).
Dengan sepontan para bapak-bapak melakukan joke, “Ca Kaba”. Itu artinya satu ekor kerbau.
Ini bukan ritual penentuan bintang alias zodiak bagi si bayi cantik yang mungil itu, bahwa ia terlahir sebagai pemilik bintang Taurus. Bukan juga acara sio-sio-an untuk menentukan angka togel.
Baca Juga: Ini Deretan 6 Penyanyi Asal NTT yang Mengguncang Industri Musik Tanah Air
Ini semacam sebuah konsekuensi menjadi “Ata Peang” atau menjadi yang terlahir sebagai perempuan Manggarai. Bahwa ia bukan pemilik hak atas warisan, bukan pemilik rumah, bukan pemilik kampung, bukan pemilik kebun bahkan bukan pemilik orang tua (untuk menyebut secara ekstrim bahwa suatu saat ia akan meninggalkan kedua orang tua dan tinggal bersama suaminya).
Kalau begitu ia semacam penumpang sementara waktu. Lalu saat pembawa Kerbau, Babi, Ayam, Anjing, Kambing, kain songket dan mesin ATM datang ia akan dibawa pergi. Ia akan menjadi milik orang lain.
Tentu saja kedengarannya begitu kasar, tanpa tega, “tidak pakai perasaan” karena terang-terangan disebut seperti itu. Baiklah, mesti dibuat kesepakatan untuk menyebut itu secara halus, adem di hati dan pikiran.
Untuk itu menyebut semua seserahan tersebut alias mahar adalah “Belis”. Ingat jangan hilang “$” nya biar tidak dianggap “beli”. Meskipun dalam praktiknya banyak yang terjebak dengan BELI tanpa $ ini.
Sepertinya kalau perempuan bisa dibeli, Datuk Maringgih akan sangat subur tumbuh di Manggarai. Sebuah tokoh dalam Novel Sitti Nurbaya Karya Marah Rusli ini mengingatkan akan kapitalisasi terhadap perempuan.
Wah, ini juga membuat pikiran ini ngelantur menuju Kota Stara Zagora, 230 km arah timur Ibukota Sofia, Bulgaria. Di sana terdapat pasar Gypsy Brides Market atau Pasar Pengantin Gipsi.
Tapi ya, mungkin syaratnya harus menjadi muda-mudi Bulgaria dulu untuk dijodohkan di pasar ini. Mereka tentu saja harus siap nikah ketika menemukan pasangan di pasar ini. So, bukan untuk menghakimi budaya Bulgaria, tapi mungkin lebih baik begini sekalian,—Menang banyak Jomblower!
Baca Juga: Makna Lagu Ende Tenang Kole Chelsea Ndagung yang Bikin Air Mata Meleleh
Perempuan Seharga Kerbau memang terdengar tidak bermartabat. Tapi bukankah ini sering didengar dalam beberapa kasus dimana sebuah hubungan tidak direstui gara-gara tidak memiliki “kerbau”. Sering juga terjadi pemaksaan terhadap kedua anak untuk mengakhiri hubungan mereka karena calon menantu tidak memiliki mesin ATM.
Mungkin itu terlalu hiperbol yang sesungguhnya terjadi dimana calon menantu bisa dibatalkan gara-gara tidak mampu menyediakan mahar dan berbagai seserahan kepada mertua. Bukankah ini sangat dramatis ketika yang jatuh cinta adalah yang miskin dan yang kaya, atau mungkin itu hanya di sinetron-sinetron saja.
Lalu bagaimana dengan Cinta? Cinta hanyalah tai kerbau, …...BERSAMBUNG!
Benarkah Harga Belis Bisa Bertambah dan Tergantung Bokak de Kraeng Tongka?
Eastjourneymagz.com—Ada begitu banyak meme-meme menarik kalau membahas soal budaya BELIS di Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Seperti yang diulas dalam meme di atas misalnya seputar tarif yang dipatok. Keluarga perempuan akan menerima angka BELIS seperti dalam isi foto di atas. Simak dalam ulasan
selanjutnya
Artikel Pilihan