Sektor WIsata Akan Menurun Jika Hotel dan Restoran Melawan Protokol

Eastjourneymagz.comPemerintah baru-baru ini merilis protokol covid 19 di sektor wisata. Hal itu dilakukan oleh pemerintah guna untuk mengontrol seluruh stakeholder yang terlibat di sekktor wisata di tengah Pandemi covid 19 ini.

Protokol tersebut mesti dijalankan secara disiplin, cekat dan tepat sehingga mampu membangkitkan kembali sektor wisata yang mati suri selama masa pandemi global ini. Berbagai tempat wisata di tutup, hal ini juga berimbas pada penutupan hotel, restaurant, cafee hingga tempat-tempat hiburan.

Di era new normal ini Pemerintah sedang berusaha untuk menstimul sebagai babak baru bagi sektor wisata.Kepercayaan dan trust dari wisatawan mesti dijaga oleh berbagai stakeholder jika ingin kembali perkasa. Hal ini tentu saja dilakukan dengan sungguh-sunggu menegakan kedisiplinan dalam penerapan protokol covid 19 di sektor wisata.

Baca Juga: Kete Kesu; Mengintip Desa Adat Kuno di Tanah Toraja, Ada Kuburan Kuno

Hotel dan Restaurant
Hotel dan restauran merupakan domain yang sangat penting dalam sektor wisata. Mentri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,  Wishnutama Kusubandio bahkan dengan tegas mengatakan agar kedua usaha ini kembali moncer meski ada komitmen dari pemiliknya masing-masing dengan memperhatikan protokol covid 19.

“Pelaku industri hotel dan restoran perlu meningkatkan kediplininan dalam menerapkan protokol kesehatan sehingga usahanya tetap produktif dan aman,” kata  dia saat Sosialisasi Kebijakan dan Simulasi Protokol Kesehatan bagi Industri Parekraf di Masa COVID-19” di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Rabu (8/7/2020) Rabu (8/7/2020).

Untuk memastikan hal itu, ia bahkan turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan secara langsung protokol di restoran dan hotel yang menerapkan protokol kesehatan dengan baik. Suksesnya penerapan protokol tersebut didukung oleh  kedisiplinan baik dari para stakeholder pariwisata, pelaku, dan wisatawan itu sendiri.

Dalam pengamatannya secara langsung Wishnutama memulai dari protokol kesehatan  yang diterapkan di Hotel JS Luwansa yang dikunjungnya itu.  Menurutnya dari kesiapan kamar, restoran, buffet, dan lain sebagainya dilakukan dengan baik oleh pihak hotel.

“Saat melihat persiapan yang dilakukan dengan baik timbul rasa semangat dan optimisme untuk kebangkitan dari sektor pariwisata khususnya di hotel dan restoran. Namun, perlu ditingkatkan terus dan dijaga kedisiplinannya sehingga sektor ini bisa produktif dan aman,” bebernya..

Ia menambahkan penerapan protokol kesehatan bagi seluruh hotel dan restaurant mesti dilakukan dengan disiplin yang tinggi. Apabila protokol kesehatan dilakukan dengan baik, maka tidak hanya konsumen di Indonesia tapi juga bagi wisatawan mancanegara, akan meningkat kepercayaan.

Baca Juga: Silence: Tuhan yang Diam atau Gereja yang Diam?

“Dalam pelaksanaanya nanti berdampak positif untuk membangun kembali kepercayaan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. Dan penerapan protokol kesehatan secara disiplin diharapkan bisa segera memulihkan sektor pariwisata yang paling terpuruk dari berbagai sektor yang ada di tanah air,” katanya.

Sementara Ketua PHRI Haryadi Sukamdani menyatakan kesiapan industri perhotelan dan restoran untuk menerapkan protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan melaksanakan panduan pencegahan protokol kesehatan baik dari tata cara penyajian makanan di buffet, aktivitas di kolam renang, dan serta penggunaan fasilitas kebugaran.

“Kita siap, karena saat ini industri pariwisata khususnya hotel dan restoran merupakan industri yang paling siap menjalankan protokol kesehatan,” katanya.

Haryadi juga menerangkan hal yang paling penting dalam sektor wisata adalah mengembalikan demand. Ia meminta agar pemerintah memulai untuk melakukan kegiatan-kegiatan di dalam hotel kembali seperti meeting dan perjalanan.

“Demandnya ini yang mentrigger harus pemerintah, karena kalau pemerintah tidak memulai kegiatannya terutama pada kegiatan meeting dan perjalanan, masyarakat tidak akan memulainya,” ujarnya.

Baca Juga: Intip Tradisi Menggali Kuburan dan Menari Bersama Mayat di Madagaskar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Geowisata NTB Dipromosikan Melalui “Geotourism Festival 2020”, Segera Daftarkan diri Sebagai Peserta
Next post Gunung Bromo dan Beberapa Destinasi Lainnya di Probolinggo Akan dibuka Pada Bulan Ini