Mengenal Buku “Des Destinees de L’ame” yang Terbuat dari Kulit Manusia

Buku Des Destinees de L’ame/ Foto Perrpustakaan Houghton, Harvard University
Kulit itu diambil dari punggung seorang pasien perempuan dengan kelainan mental yang meninggal karena serangan strok. 
Eastjourneymagz.com- Buku merupakan jendela dunia karena di dalamya menyajikan banyak pengetahuan. Di dunia ini ada begitu banyak buku-buku kuno, atau naskah-naskah atau manuskrip-manuskrib kuno yang patut dibaca.
Bahkan, sekelompok para ahli terus hingga para pemburu harta karun terus mengais keberadaan berbagai buku kuno. Mereka seringkali memburu di reruntuhan kota kuno, bekas-bekas penjara, hingga gua-gua alam.
Meskipun tidak terlalu jauh dari abad kita berada kini, Salah satu buku yang direkomendasikan adalah buku “Des Destinees de L’ame” atau“Takdir Jiwa”. Buku ini adalah sebuah risalah Prancis yang muncul di abad ke 19. 
Buku Takdir jiwa ini saat ini tersimpan rapi di Perpustakaan Houghton, Harvard University, Amerika Serikat. Dari banyak buku koleksi perpustakaan ini, para pengunjung seringkali terhipnotis dengan keunikan buku ini.
Ilmuwan di Harvard University membeberkan bahwa sampul buku ini yang kontroversial dan menyita perhatian banyak orang. Cover buku ini terbuat dari kulit manusia asli. Sekitar 99 persen para Peneliti dan Ilmuwan Harvard University meyakini itu terbuat dari kulit manusia berdasarkan penelitian beberapa tahun lalu.
Penulis buku ini  adalah seorang kebangsaan Prancis, Arsene Houssaye. Ia kemudian memberikan buku tersebut kepada temannya Dr Ludovic Bouland, pada pertengahan 1880-an. Kemudian karya ini sudah menjadi bagian dari Perpustakaan Houghton sejak tahun 1930.
Dari Kulit Pasien Struk
 
Setelah lama berada di tangan Dr. Ludovic Bouland buku ini lalu diikat dengan kulit milik tubuh seorang pasien perempuan yang menderita gangguan jiwa dan meninggal secara alami.
Namun beberapa informasi lain yang lebih detil mengatakan kulit itu diambil dari punggung seorang pasien perempuan dengan kelainan mental yang meninggal karena serangan strok. Dikatakan jasad perempuan tersebut tidak diambil oleh keluarganya.
Peneliti menemukan dan memperhatikan secara mendetail buku itu. Tampak permukaan sampul itu layaknya pori-pori seperti dalam kulit manusia. Buku ini menjadi satu-satunya buku dengan sampul dari kulit manusia.
Isi buku ini adalah pengakuan dosa manusia zaman itu. Ludovic Bouland mengatakan sebuah buku tentang jiwa manusia berhak memiliki penutup manusia.
Dijelaskan, di era 1800-an, untuk kemajuan pengetahuan sudah sangat lazim tubuh manusia diberikan kepada ilmuwan. Tubuh-tubuh tersebut akan dibedah atau untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
Jasad-jasad tersebut biasanya diambil dari para pelaku kriminal. Namun tidak halnya dengan sampul buku ini, seperti di jelaskan diatas, kulit sampul itu berasal dari kulit punggung seorang perempuan yang penyakit jiwa dan stroke.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Tempat Wisata di Jakarta Kembali Dibuka Bertahap dengan Memperhatikan Kenormalan Baru
Next post Wunut, “Ijuk” Penyaring Tuak Masyarakat Manggarai, bahkan Untuk Presiden Jokowi