FILM: Traveling yang Mengubah Sang Dokter Che Guevara menjadi Revolusioner Kuba
Sebuah adegan dalam film the Motorcicles Diaries/ Foto The Guardian |
Eastjourneymagz.com– Saya seringkali berpikir bahwa perjalanan atau melancong itu hanya untuk menghabiskan waktu dan uang. Sederhananya, hanya untuk kaum hepiest yang membuang-buang waktu. Atau juga biar terlihat keren karena bisa ada dimana-mana.
Dalam banyak refrensi yang saya baca, asumsi saya telah dipatahkan oleh beberapa pengalaman pelancong atau bahkan yang tingkatnya lebih tinggi lagi penjelajah dan pengembara.
Lain lagi soal pengembara bagi saya, dimana yang ada dalam benak saya pengembara adalah orang yang miskin tapi menempuh pengembaraan untuk mendapatkan kebijaksanaan bahkan hal-hal yang spiritual.
Nah, salah satu yang paling menginspirasi saya adalah Che Guevara yang juga ternyata memiliki hobby traveling. Ia melakukan perjalanan bersama temannya yang usianya lebih tua daeinya Alberto Granadi di Amerika Selatan melintasi beberapa negara.
Kedua sahabat itu memutuskan untuk berkelana dan mengabiskan waktu lebih dari setahun dan menempuh perjalanan lebih dari 12.000 km. Perjalanan itu meliwati beberapa negara seperti Peru, Chili, Kolombia hingga ke Venezuela.
Menariknya perjalanan itu tidak menggunakan bus atau kreta api melainkan speda motor Norton 500 Alberto. Cukup nyentrik sih, mengingat motornya itu adalah motor butut dan telah bocor.
Ceh dan kawannya begitu akrab disapa tidak meragukan motor itu untuk menempuh perjalanan jauh itu. Keduanya memberi nama motor itu La Pedrosa atau Si Perkasa.
Kayanya Ceh pecinta motor sejati, sampai-sampai motornya dikasi nama. Jangan ngakau pecinta motor kalau belum seperti yang dilakukan oleh Ceh.
Ernesto Che Guevara/ Foto The Britannica |
Banyak Ketidakadilan
Ceh waktu itu masih di bangku kulia di fakultas kedokteran. Jadi ia adalah calon dokter. Dalam perjalanan yang penuh tantangan, menyenangkan dan merupakan gairah masah mudah itu banyak menyentuh hatinya.
Rupanya perjalanan ini menjadi sebuah dokumen perjuangannya nanti. Ia dan kawannya melihat banyak hal soal Amerika latin. Ia tidak banyak mencatat soal kesehatan tapi justru ketimpangan yang ada di Amerika Selatan.
Dalam perjalanan itu mereka melihat lebih dekat Amerika Latin yang kaya akan sumberdaya manusia. Industrilah yang membuat ketimpangan di wilayah ini dan semuanya telah dijarah oleh kapitalis.
Ceh dan kawannya itu dalam kekaguman akan kekayaan Amerika Selatan tapi juga menjadi risih oleh penderitaan dan kemiskinan yang mereka temukan dalam perjalana itu.
Che Guevara yang pada akhirnya menjadi sang revolusioner menuliskan semua perjalanan itu dalam catatan hariannya. Pengalaman itulah yang membakar semangatnya untuk memperjuangkan keadilan di wilayah Amerika Latin.
Ia menulis dalam suatu kesempatan pada perjalanan itu mereka menjadi relawan di kawasan penderita kusta di sebelah utara Peru. Selain itu yang paling melekat dalam ingatan Ceh adalah saat keduanya menghadapi situasi si pemilik tanah yang merampas tanah sepasang suami-istri.
Film The Motorcycle Diaries
Che menulis diarinya itu dan menginspirasi seorang sutradara Walter Salles. Film yang diluncurkan tahu 2004 ini berjudul The Motorcycle Diaries (judul Spanyol: Diarios de motocicleta)
Film ini bergenre film biografi berbahasa Spanyol yang mengangkat sisi lain dari Ernesto Che Guevara. Penjelajahannya itu berubah menjadi buah-buah revolusi nantinya.
Rupanya dalam perjalanan itu sangat menyentuh hatinya sehingga ia menginginkan agar rakyat Amerika Latin tidak boleh lagi sengsara dan menderita. Ia sangat miris bahwa di negaranya yang kaya itu, orang-orang miskin bergelimpangan di jalanan.
Refleksi
Ceh menginspirasi siapapun termasuk saya agar sungguh-sungguh menghargai setiap perjalanan. Tentu saja perjalanan yang digarisbawahi oleh Che adalah membuka mata hati bagi sekitar.
Bukan saja soal keindahan dan kemegahan alam tapi juga bagaimana kegetiran yang sungguh-sungguh terjadi. Yang banyak terjadi adalah petualang mengutamakan foto-foto yang indah sementara pristiwa yang serakah atau ketidakadilan sebagamana catatan Ceh dilupakan.
Ceh mungkin terbiasa, karena ia termasuk kelompok pemikir kiri dan sang pengagum Karl Marx. Ia lebih melihat bagaimana kaum proletar berjuang dalam kemiskinan dan penderitaan sementara yang kaya mengeruk kelimpahan alam di negeri mereka.