Ini Alasan Donatur yang Beri Nama Nasi Anjing di Warakas Tanjung Priok
Nasi Berlogo Anjing di temukan di Warakas, Jakarta utara/ Foto Realita Rakyat |
Eastjourneymagz.com– Belakangaan Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara dihebohkan dengan viralnya pembagian Nasi Anjing di wilayah itu. Lebih gegernya lagi nasi bungkus tersebut diberinama nasi anjing, lengkap dengan setempel kepala anjing.
Nasi Anjing tersebut kemudian divideokan oleh warga dan menjadi ramai di media sosial. Di dalam video tersebut seorang ibu menunjukan sebuah nasi bungkus dengan kertas cokelat yang terdapat logo kepala anjing.
Ia juga menunjukan tulisan di nasi bungkus itu ‘ Nasi Anjing, Nasi Orang Kecil, Bersahabat dengan Nasi Kucing #Jakartatahanbanting.’
Ibu itu mengakui bahwa nasi bungkus yang ada di tangannya itu diberikan oleh beberapa orang kepadanya.
“Saya dikasih nasi sama tiga orang. Nasi ini saya ambil namanya juga dikasih. Ini nasinya ada bacaannya nasi anjing,” jelas ibu itu dikutib dari video yang beredar.
Seorang pria yang tidak memunculkan wajahnya di dalam video itu turut mengomentari nasi bungkus yang dibagi tersebut.
“Buat orang yang enggak tahu dikasih nasi bungkus sangkanya sembako buat yang tidak mampu,” ucap si pria.
Pria itu menambahkan sesuai namanya nasi anjing lauknya daging anjing. Ia malah menduga nasi tersebut bukan untuk dikonsumsi manusia melainkan khusus untuk anjing.
Sementara itu pihak donatur yang membagikan nasi bungkus dengan nama Nasi Anjing tersebut membenarkan pembagian nasi anjing tersebut.
Biantoro Setijo, pemilik sekaligus pendiri Yayasan Qahal yang menjadi donatur nasi anjing tersebut menjelaskan bahwa dirinya mempunyai alasan tersendiri atas penamaan nasi anjing tersebut.
Sebagaimana dikutib dari Tribunkaltim.com ia beralasan pemberian nama ” Nasi Anjing ” itu mengacu pada makanan “Nasi Kucing” terkait porsi dalam makana tersebut.
“Kami anggap nasi kucing kan udah terkenal, nasi kucing kan porsinya sedikit makanya kami jelaskan untuk nasi anjing karena sedikit lebih banyak dari nasi kucing, tapi tidak bisa membuat kenyang hanya membuat bertahan hidup,” kata Biantoro usai menggelar pertemuan dengan perwakilan warga Warakas di Mapolres Metro Jakarta Utara, Minggu (26/4/2020).
Menurutnya pemberian tersebut merupakan bentuk ajakan kepada masyarakat agar sama-sama berjuang dalam menghadapi wabah corona yang telah melanda tanah air.
Ia juga mengakui hal itu sesuai dengan motto dari Yayasannya itu dalam gerakan tersebut yakni Jakarta harus tahan banting, enggak boleh kalah sama virus corona.
Ia juga menepis tuduhan bahwa nasi bungkus tersebut berisi makanan yang tidak halal atau daging anjing.
“Semuanya kami buat dari bahan-bahan yang halal. Porsinya terdiri atas nasi, telur, tempe oreg dan cumi,” kata dia.
Dalam pertemuannya dengan warga yang dimediasi oleh Mapolres Metro Jakarta Utara Biantoro meminta maaf karena aksinya itu menyebabkan kesalapahaman.
“Makanya salah satu keteledoran kami itu pertama ada beberapa anggota kami ketika membagikan tidak menjelaskan. Ya ini kesalahan kami, kekeliruan kami,” kata dia.
Kedua belah pihak berhasil dimediasi dan aksi kontroversial Biantoro telah diluruskan serta dimaklumi oleh warga.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus angkat bicara soal pembagian nasi anjing tersebut setelah pihaknya mengecek ke lokasi.
“Nasi bungkus dengan Nama Nasi Anjing tersebut memang dibagikan di sekitar Masjid Babah Alun, Warakas, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu (26/4/2020) dini hari pukul 00.15 WIB,” kata dia.
Menurut keteranganya warga merasa dilecehkan dengan pembagian nasi anjing tersebut. Warga bahkan menduga isi makanan tersebut adalah daging anjing.
Warga merasa heran dan tidak terima kenapa warga yang umat muslim diberi makanan daging anjing.
Untuk itu pihak Yusri meminta keterangan tiga orang saksi untuk mengetahu isi makanan tersebut.
“Kita juga melakukan pemeriksaan laboratoris daging apa yang terdapat dalam bungkusan tersebut,” ungkap Yusri,”
Yusri juga mengakui telah mendatangi tempat pembuatan makanan tersebut untuk memastikan kebenarannya. Makanan tersebut kata dia dikirim oleh komunitas ARK Qahar di Jakarta Barat.
“Kita mendatangi tempat pembuatan nasi (berlogo anjing) tersebut dan mendapati bahwa pembuatan nasi dengan bahan halal,” kata Yusri.
Ia juga memastikan bahwa tidak benar isi makanan tersebut berisi daging anjing seperti yang diduga. Ia menekankan makanan yang dibagikan komunitas tersebut adalah makanan yang halal.