Untuk Melawan Covid 19 Dokter Menggunakan Darah Pasien yang Pulih


Eastjourneymagz.comSudah hampir dua bulan, dunia bergulat dengan Corona Virus (Covid 19) yang telah ditetapkan pandemi dunia oleh WHO. Dalam melawan virus yang telah mengorbankan ribuan orang ini ilmuwan dan dokter telah melawan dengan gigih.

Para peneliti dari Universitas Johns Hopkins tidak tinggal diam atas hantu yang nyata mengunjungi setiap negara saat ini. Para dokter tersebut ingin mengobati coronavirus dengan darah dari pasien yang pulih.

Menurut sebuah laporan NBC, para dokter tersebut menganalisa kemungkinan jawaban penyakit yang bermula dari wuhan ini. Metode ini dikenal sebagai “serum pemulihan,” yang melibatkan pengambilan antibodi melawan virus dari darah pasien yang telah sembuh.

Dilansir dari NBC, Arturo Casadevall, ketua Departemen Mikrobiologi dan Imunologi Molekuler yang terlibat penuh dalam proyrk tersebut menjelaskan  perawatan ini belum dilaksanakan selama beberapa dekade di AS, meskipun darah dari korban yang selamat digunakan untuk mengobati flu Spanyol, polio dan campak.

“Saya tahu sejarah apa yang dilakukan pada awal abad ke-20 dengan epidemi,” kata Casadevall kepada NBC.

Ia menambahkan pada abad tersebut manusia belum menemukan vaksin untuk menangkal virus yang sedang menyerang diri mereka. Kenyataan itu kata dia dihadapi oleh penduduk dunia saat ini yang belum menemukan penangkal (Virus Corona, red).

“Mereka tidak punya vaksin waktu itu, mereka tidak punya obat – sama seperti situasi yang kita hadapi sekarang.”

Penelitian tersebut terungkap dalam makalah Casadevall dan Dr. Liise-anne Pirofski rekannya. Makalah tersebut memaparkan menggunakan serum darah atau plasma dari pasien yang pulih untuk menyembuhkan pasien virus corona saat ini.

“Mungkin menjadi pilihan terbaik untuk perawatan sampai penyembuhan yang lebih baik dikembangkan,” tulis laporan dalam makalah tersebut.

Makalah kedua peneliti tersebut  diterbitkan Jumat di Journal of Clinical Investigation. Dalam makalah tersebut juga mengungkapkan praktik “Serum Pemulihan” digunakan  di Cina selama wabah influenza H1N1 2009 dan epidemi Ebola pada 2013.

“Meskipun setiap penyakit virus dan epidemi berbeda, pengalaman ini memberikan preseden sejarah penting yang meyakinkan dan berguna karena manusia sekarang menghadapi epidemi COVID-19,” tulis para peneliti.

Sementara itu, hingga saat ini korban Covid 19 terus berjatuhan di seluruh dunia yakni di 155 negara. Angka infeksi Covid-19 mencapai 157.476 orang berdasarkan laporan yang diupdate pada Minggu 16 Maret 2020. Angka kematian menjadi 5.845 dan pasien yang sembuh meningkat menjadi 75.953 orang.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Industri Fashion Diperhitungkan di Kancah Internasional
Next post Trump Merekrut Ilmuwan Jerman Untuk Melawan Virus Corona