Prostitusi Halal di Puncak, Janda Paling dicari Turis Arab

  “.…….turis Arab tersebut banyak yang memesan wanita janda dibandingkan para gadis,”mucikari ON.

Eastjourneymagz.comKepolisian mengungkap wisata seks halal yang terjadi di Puncak, Bogor, Jawa Barat. Prostitusi terselubung tersebut tidak tanggung-tanggung lebih banyak dominati Warga Negara Asing (WNA) yang berkebangsaan Arab.Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Ferdi Sambo di Bareskrim Polri menjelaskan pihaknya menerima aduan dan desakan masyarakat agar kawasan tersebut normal kembali sebagaimana tempat wisata yang semestinya.

“Warga meminta kawasan tersebut dikembalikan sebagai tempat wisata dan tidak disalahgunakan sebagai lokasi transaksi prostitusi,” kata dia.

Atas modus operandi prostitusi berkedok kawin kontrak tersebut, polisi telah menetapkan lima tersangka atas kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).

Lima tersangka itu, antara lain, NN (penyedia perempuan), OK (penyedia perempuan), HS (penyedia laki-laki, warga Arab), DO (membawa korban untuk di booking) dan AA (pemesan dan yang membayar perempuan untuk di booking).

“Para tersangka dijerat Pasal 2 Ayat 1 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dengan ancaman hukuman pidana penjara maksimal 15 tahun dan denda sebanyak-banyaknya Rp 600 juta,” kata Juang.

Berdasarkan keteranga mucikari, aktivitas kawin kontrak yang menghebohkan selama ini kebanyakan dilakukan dengan turis Arab. Menariknya turis Arab tersebut terdapat pesan khusus soal perempuan yang mereka idam-idamkan.

Mucikari mengakui, turis Arab tersebut banyak yang memesan wanita janda dibandingkan para gadis. Sebaliknya calon istri kontrak meminta pria yang tidak berprilaku kasar.

ON (46) yang sudah tiga bulan menjalani bisnis gelap tersebut  mengaku turis yang memesan padanya lebih menyukai wanita yang sudah menikah.

Ia menjelaskan ia juga memiliki hubungan pertemanan dengan IN, tersangka lain yang juga menjalani profesi mucikari.

Ia menjelaskan bagaimana proses perekrutan hingga mendapati calon pelanggan. Menurutnya ia mendapat kabar dari teman-temannya soal turis yang ingin mendapati wanita tersebut.

 
Turis Arab mengunjungi Puncak/Foto Spesial
 
“Sementara itu, calon istri kontrak ini biasanya menawarkan sendiri,” kata ON.
 
Kepada Polisi ia menjelaskan peminat wanita tersebut kebanyakan turis Asing dan memesan wanita yang pernah menikah dengan usia 35 ke atas. Ia juga menepis adanya wanita yang berumur belasan terlibat dalam prostitusi terselubung tersebut.
 
Soal tarif, ON menuturkan biasanya bervarisi tergantung kesepakatan dengan pemesan. Selain itu durasi waktu yang digunakan untuk booking.
 
“Tarifnya Rp 7 juta untuk 5 hari. Istilahnya booking, bukan kawin, booking 5 hari. Uangnya itu, misalnya Rp 7 juta, ke anaknya Rp 4 juta, saya yang Rp 3 juta, buat sewa mobil sama saya Rp 1,5 juta, yang masak Rp 1,5 juta. Buat saya Rp 1,5 juta, kalau misalkan sudah keterima uangnya itu,” kata ON.
 
Ia pun membantah kalau terjadi kawin kontrak dalam transaksi tersebut. Menurtutnya itu hanya terjadi pertemuan biasa mulai berkenalan hingga dibooking.
 
“Gak ada perkawinan bu, cuma bersalaman aja udah, dia maunya. Nggak ada janji khusus, cuma bersalaman aja, yaudah deal segitu, gitu,” ucap ON.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Previous post Wisata Malam Halal Bogor Pasang Tarif hingga 10 Juta
Next post Mentri KLKH Turun Tangan Rehabilitasi Lahan Guna Mengatasi Sedimentasi Dam (waduk) Gajah Mungkur di Wonogori